Suara.com - Mantan Juru Bicara (Jubir) FPI, Munarman ikut menanggapi drama ijazah Presiden ke-7 RI, Jokowi yang kini masih bergulir di kepolisian. Mengenai drama ijazah Jokowi ini, mantan Ketua YLBHI itu pun menyoroti soal cara kerja kepolisian yang mengusut kasus tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Munarman siniar yang tayang di akun Youtube Refly Harun Official, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ada kesalahpahaman dari kepolisian dalam menindaklanjuti adanya pelaporan dan aduan yang berkaitan dengan ijazah Jokowi.
Dia pun membedah sederet laporan kasus ijazah Jokowi di kepolisian, termasuk yang masuk di Bareskrim Polri. Menurutnya, ada perbedaaan dalam sederet masalah itu, yakni delik aduan dan delik umum.
Diketahui, sejumlah tokoh termasuk pakar telematika Roy Suryo dilaporkan ke sejumlah Polres usai menuding Jokowi memiliki ijazah palsu. Sementara, Bareskrim juga ikut turun tangan untuk mengusut soal dugaan ijazah palsu Jokowi yang dilaporkan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).
"Saya juga mau koreksi sekalian cara kerja polisi ini. Dia dikebalik-balik, justru sebetulnya delik aduan itu adalah ketika ada hak pribadi. Itu sebetulnya aduan namanya," ujar Munarman dalam siniar yang dipantau pada Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, seharusnya polisi bisa menyelidiki soal adanya dugaan ijazah palsu Jokowi yang sudah diungkapkan oleh beberapa tokoh, termasuk Roy Suryo. Penyelidikan itu bisa menggunakan model a. Apalagi, drama ijazah Jokowi ini sudah viral di media sosial.
"Disebutnya itu mestinya apa? Aduan dari korban, baru bisa diproses toh syaratnya. Tapi giliran yang ini (dugaan ijazah palsu Jokowi) yang sifatnya delik umum, pemalsuan itu kan umum tuh, enggak perlu dilaporkan, sebetulnya dia (polisi) bisa bekerja tapi jatuhnya aduan masyarakat, makanya disebut Dumas, pengaduan masyarakat," beber Munarman.
Di sisi lain, Munarman juga menyoroti soal laporan yang disampaikan Jokowi ke Polda Metro Jaya lantaran merasa difitnah memiliki ijazah palsu.
"Yang ini justru sebetulnya yang dilaporkan Jokowi itu kan sebetulnya delik aduan. Iya karena kepentingan dia pribadi toh. Baru supaya bisa diproses harus dia sendiri makanya kan yang turun melapor tapi disebut justru laporan," ujarnya.
Baca Juga: Istri Keliling Eropa Berkedok Misi Budaya, Pukat UGM Skakmat Menteri UMKM: Penyalahgunaan Wewenang!
Dia menduga ada kesalahpahaman atas penindakan di kepolisian yang menindaklajuti laporan Jokowi. Dia menyebut jika kesalahan teknis itu karena penerapan aturan di peraturan kapolri alias perkap.
"Padahal ini laporan ini harusnya aduan sebenarnya. Jadi ini kita koreksi secara inilah apa regulasinya lah ya. Baik yang ini yang membuat kesalahan penerapan ini menurut saya ada di peraturan Kapolri," ujarnya.
Menurutnya, penerapan di perkap itu semestinya mengikuti aturan di KUHP dan KUHAP.
"Jadi itu kalau di Undang-Undang hukum KUHP-nya sendiri maupun di KUHAP itu yang disebut aduan itu kalau ada kepentingan pribadi. Yang kalau kita melapor, kalau tidak melapor tidak bisa diproses. Makanya dikatakan delik aduan, harusnya itu disesuaikan dalam konteks perkap (Peraturan Kapolri)-nya. Sementara yang laporan tuh tindak pidana umum. Gak perlu ada orang melapor pun, polisi bisa kerja (melakukan penyelidikan model a)," ungkapnya.
Lebih lanjut, Munarman menyebut penanganan sederet laporan dan aduan yang berkaitan dengan ijazah Jokowi itu mesti dikoreksi.
"Nah, itu dulu pertama koreksi kita terhadap regulasi teknisnya Perkapol-nya ya supaya ke depannya dikoreksi tidak tidak mempraktikkan hal yang salah," ujarnya.
Berita Terkait
-
Istri Keliling Eropa Berkedok Misi Budaya, Pukat UGM Skakmat Menteri UMKM: Penyalahgunaan Wewenang!
-
Foto Main Bareng Cucu di Pantai Diduga Editan, Netizen Salfok Kemeja Jokowi: Gak Pernah Ganti Pak?
-
Sudirman Said Beberkan soal KKN: Gambar Wapres di Sekolah-Kantor Itu Simbol Telanjang Nepotisme!
-
Menteri UMKM Banjir Cibiran usai Istri Kegep Pelesiran ke Eropa: Hari Pembalasan di Akhirat Menanti!
-
Sudirman Said Ungkit 'Dosa-dosa' Jokowi dari Parcok hingga Bansos: Ternyata Ujungnya Nepotisme
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X