Suara.com - Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkap soal simbol nepotisme yang dewasa ini dianggap sudah terlihat secara telanjang. Bahkan, menurutnya, simbol nepotisme itu terpampang di ruang sekolah hingga kantor-kantor.
Pernyataan keras itu diungkapkan oleh Sudirman Said dalam siniar yang tayang di channel Youtube, Abraham Samad SPEAK UP pada Kamis (4/7/2025). Dalam siniar itu, akademisi sekaligus pegiat antikorupsi itu awalnya menjelaskan soal korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang bisa membahayakan sistem kepemerintahan.
"Kenapa sih KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang dilarang? Pertama korupsi kan jelas pencurian ya. Kolusi itu jelas persekongkolan. Nah nepotisme jelas adalah memaksakan orang-orang yang tidak punya kapasitas yang hanya gara-gara hubungan kekerabatan dipaksakan menduduki posisi terpenting," beber Sudirman Said dalam siniar yang dipantau pada Jumat (4/7/2025).
Saat menjelaskan soal simbol nepotisme, Sudirman Said turut menyinggung soal foto wakil presiden alias wapres yang kerap dipajang di ruang sekolah dan perkantoran. Namun, Sudirman tidak menjelaskan soal foto wapres itu secara gamblang. Dia hanya menyebut jika simbol nepotisme yang ada di ruang publik itu pun telah meresahkan.
"Dan sekarang simbol KKN itu, simbol nepotisme ada di ruang-ruang kantor. Gambar wakil presiden itu di sekolah-sekolah, di kantor-kantor itu simbol telanjang dari nepotisme yang sangat mengganggu suasana bernegara kita gitu. Saya minta maaf bicara agak terus terang," ujarnya.
Ungkit 'Dosa-dosa' Jokowi
Dalam siniar tersebut, Sudirman Said secara blak-blakan mengungkap 'dosa-dosa' Jokowi selama dua periode menjabat sebagai presiden. Menurutnya, banyaknya dugaan penyelewengan kekuasan oleh Jokowi membuat demokrasi di Indonesia mundur.
Bahkan, dia menyebut jika Jokowi telah membuat lubang hitam alias black hole lantaran dianggap telah mengacak-acak konstitusi dan perangkat hukum selama berkuasa.
Dalam siniar itu, Sudirman Said menyebut Jokowi telah meruntuhkan cita-cita reformasi, salah satunya dengan cara melemahkan kewenangan KPK untuk memberantas masalah korupsi lewat pengesahan UU KPK yang baru.
Baca Juga: Viral Lagi! Dedi Mulyadi Mencak-mencak saat Ribut Mulut dengan Sopir Truk: Anda Punya Mata Gak?
"Menurut saya terjadi satu black hole, satu lubang hitam ya. Karena pada periodenya Pak Jokowi inilah hasil reformasi yang dulu kita pingin demokrasi, pingin penegakan hukum, hapuskan KKN, KPK-nya diperkuat segala macam itu semua dengan sengaja menurut saya diambrukin," ungkap Sudirman Said dalam siniar yang dipantau pada Jumat.
Eks Direktur Eksekutif Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) menganggap pelemahan KPK di era Jokowi berkuasa memang disengaja demi untuk melanggengkan dinasti politiknya.
"Menurut saya dengan sengaja. Sekarang kita harus simpulkan begitu. Mengapa? Karena ujungnya adalah yang jadi agenda bukan memperbaiki negara, tapi bagaimana mengikuti kepentingan pribadi dan keluarganya, sampai-sampai seluruh tatanan hukum etik itu dilabrak," ungkap Sudirman.
Dalam siniar itu, Sudirman Said juga membeberkan 'dosa-dosa' Jokowi selama 2 periode menjabat sebagai kepala negara. Selain soal isu tiga periode yang sempat membuat gempar publik, Sudirman Said juga menyinggung saat Jokowi menggunakan institusi Polri yang sempat ramai diistilahkan sebagai 'Partai Cokelat' pada Pilpres 2024 lalu. Parcok disebut-sebut digunakan Jokowi untuk membantu memenangkan putranya, Gibran Rakabuming Raka saat menjadi cawapres.
"Dulu kita berpikir baiklah barangkali pada periode pertama Pak Joko Widodo itu fokus pada infrastruktur, dengan harapan pada periode kedua barangkali nata-nata governance segala macam. Tapi ternyata yang terjadi adalah semakin apa tidak terkendali," beber Sudirman Said.
"Isu tiga periode di periode itu pula terjadi muncul istilah parcok (partai cokelat) yang bagi saya kalau saya jadi keluarga polisi marah karena saya adalah sebagai polisi tugasnya to serve and protect tapi kemudian disebut sebagai parcok. Itu kan sebenarnya menyinggung, ya penghinaan gitu," sambungnya.
Berita Terkait
-
Heboh Istri Tour Eropa Dalih Misi Budaya, Menteri UMKM: Saya akan ke KPK Jelaskan Semuanya!
-
Menteri UMKM Banjir Cibiran usai Istri Kegep Pelesiran ke Eropa: Hari Pembalasan di Akhirat Menanti!
-
Sudirman Said Ungkit 'Dosa-dosa' Jokowi dari Parcok hingga Bansos: Ternyata Ujungnya Nepotisme
-
Lindungi Gibran dari Isu Pemakzulan? Jokowi Dicurigai Seret Prabowo ke Masalah Ini
-
DPR Dicap Melempem soal Pemakzulan Gibran, Bivitri Soroti Puan: PDIP Belum Terbuka Bagian KIM Plus
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makariem, Hotman Paris Cecar Ahli Hukum Soal Kerugian Negara
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Revisi UU Ketenagakerjaan Jadi Kunci Nasib Pekerja Digital, Rieke Diah Pitaloka: Mari Kawal Bersama
-
Gubernur Pramono Tolak Atlet Israel, Menlu 'Lempar Bola' ke Persani dan Imigrasi
-
Bantah Menteri Pigai, Komnas HAM Tegaskan Kasus Keracunan MBG Adalah Pelanggaran Hak Asasi
-
Gus Yasin Buka Kartu: 'Dalang' Islah PPP Ternyata Caleg, Istana Tak Ikut Campur
-
Gebrakan Gibran di Tangerang: Tanam Jagung Pakai Traktor, Minta Bulog Inovasi Demi Swasembada
-
UU PDP Dinilai Bisa Jadi 'Tameng' Pejabat Korup, Koalisi Sipil Minta MK Beri Pengecualian
-
Belum Kelar Soal Ijazah Palsu, Kini Dokter Tifa Curiga Sudjiatmi Bukan Ibu Kandung Jokowi
-
Presiden Prabowo Subianto Lantik Wamendagri III, Mendagri: Perkuat Kinerja Kemendagri