Bahkan Lucius mengusulkan agar anggota dewan membeli gawai tersebut dengan uang mereka sendiri, tanpa harus mengajukan anggaran ke Kemenkeu.
"Kalau anggota DPR merasa perlu menggunakan iPad ya beli sendirilah. Sudah banyak juga kan yang punya. Kalau sudah punya tetapi minta yang baru karena gratis, ya itu namanya pemborosan," kata dia.
Apakah fungsi utama seperti membaca dokumen, membuat catatan, dan rapat virtual tidak bisa difasilitasi oleh perangkat tablet lain yang harganya jauh lebih terjangkau?
Pasar teknologi saat ini menawarkan banyak alternatif dengan spesifikasi mumpuni yang dapat menjalankan fungsi serupa dengan biaya yang mungkin hanya sepertiga atau setengah dari harga iPad.
Spesifikasi pada merek tertentu seringkali mengesankan adanya preferensi yang melampaui sekadar kebutuhan fungsional.
Analisis Kebutuhan dan Anggaran yang Tepat
Jika kita berandai-andai menyetujui urgensinya, berapa anggaran yang tepat? Jumlah anggota DPR RI adalah 580 orang.
Jika setiap anggota diberikan satu unit iPad Air (sebagai contoh model kelas menengah), yang harganya berkisar Rp10 juta hingga Rp12 juta per unit, maka total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp5,8 miliar hingga Rp6,96 miliar.
Angka ini belum termasuk biaya untuk aksesori pendukung seperti keyboard atau pena digital, serta anggaran untuk lisensi perangkat lunak khusus, pelatihan, dan pemeliharaan.
Baca Juga: Soal DPR Minta iPad ke Sri Mulyani, Formappi: Beli Sendirilah!
Angka miliaran rupiah ini sontak terasa kontras jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk sektor lain yang lebih mendesak, seperti perbaikan sekolah rusak, pengadaan alat kesehatan di puskesmas daerah terpencil, atau bahkan program bantuan sosial.
Oleh karena itu, keputusan untuk segera menyiapkan iPad bagi seluruh anggota dewan saat ini terlihat kurang bijaksana.
Alih-alih pengadaan massal, mungkin bisa dipertimbangkan skema bertahap atau sistem inventaris yang dipinjamkan, bukan menjadi milik pribadi.
Digitalisasi memang sebuah keharusan, tetapi memprioritaskan perangkat premium di tengah keterbatasan fiskal adalah sebuah pilihan kebijakan yang patut dipertanyakan secara serius.
Jalan menuju parlemen modern tidak harus selalu dilapisi dengan produk termahal, melainkan dengan komitmen pada efisiensi dan kepekaan terhadap denyut nadi perekonomian bangsa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!