Suara.com - Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing) Riau mendadak menjadi sorotan setelah viral di media sosial gerakan bernarasi ‘aura farming’ belakangan ini.
Banyak orang di media sosial terutama TikTok menirukan gaya bocah menari dalam Pacu Jalur yang disebut sebagai Anak Coki.
Namun, di balik fenomena Pacu Jalur yang ternyata tersimpan sebuah proses panjang dan sakral yang jarang disorot publik.
Jalur merupakan sebutan untuk perahu panjang khas Kuansing. Tradisi pembuatan jalur ini juga bukan sekadar soal membentuk kayu menjadi perahu.
Setiap tahapnya sarat akan makna dan filosofi yang diwariskan secara turun-temurun sejak berabad-abad silam.
Dimulai dari pemilihan pohon terbaik di hutan, warga menjalankan ritual adat untuk memohon izin kepada alam sebelum menebang kayu.
Kayu yang dipilih pun tak sembarangan, harus kuat namun lentur, agar mampu melaju ringan di arus Sungai Kuantan.
Proses pengerjaannya melibatkan gotong royong masyarakat dan para tukang ahli yang menjaga akurasi tradisi, mulai dari melubangi batang, membentuk lambung, hingga menghias jalur dengan ukiran simbolik.
Puncaknya, jalur yang telah selesai akan “dilahirkan” secara adat dengan upacara peluncuran ke sungai, sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan nenek moyang.
Baca Juga: Pacu Jalur dan 5 Fakta Mistis yang Bikin Dunia Akademik Tercengang
Di sinilah nilai kearifan lokal Pacu Jalur begitu terasa.
Pembuatan pacu jalur
Perahu ini dikenal kokoh, ramping, dan memiliki nilai seni tinggi. Karena itu, saat berpacu, jalur tidak mudah pecah, meluncur cepat, dan enak dipandang.
Pembuatan jalur membutuhkan waktu dan proses panjang yang melibatkan banyak pihak. Prosesnya dimulai dari musyawarah kampung yang melibatkan pemuka adat, tokoh masyarakat, pemuda, dan kaum ibu.
Rapat yang dipimpin pemimpin adat ini bertujuan untuk menyepakati pembuatan jalur baru serta menentukan tahapan selanjutnya.
Tahap berikutnya adalah memilih batang kayu yang sesuai. Kayu pilihan umumnya berasal dari jenis banio, kulim kuyiang, atau jenis lain yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual.
Tag
Berita Terkait
-
5 Fakta Menarik Rayyan Arkan Dhika Aura Farming, Kini Debut di MV Aktris Bollywood
-
Aura Farming Mode ON! SMAN 3 Banjarbaru Buktikan Mental Nggak Bisa Di-Nerf
-
6 Potret Rayyan Pacu Jalur Ketemu Marc Marquez di Mandalika, Dapat Hadiah Istimewa
-
Marco Bezzecchi Rajai Sprint Race, Bocah Pacu Jalur Dapat Sepatu Marc Marquez
-
Rayakan Bangunan Terbakar, Pendemo di Nepal Joget Pacu Jalur
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional