Suara.com - Pemerintah tengah menggodok rencana 'luar biasa': menugaskan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk turun langsung mengatasi sengkarut masalah di Papua. Arahan ini disebut datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto, bahkan dengan wacana Gibran akan berkantor di Bumi Cenderawasih.
Disitat dari BBC Indonesia, rencana ambisius ini diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Permasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra.
"Saya kira ini pertama kali presiden akan memberikan penugasan untuk menangani masalah Papua. Bahkan kantor wakil presiden juga akan ada di Papua, supaya wakil presiden itu bekerja dari Papua sembari menangani masalah Papua," kata Yusril, Rabu (02/07).
Namun, langkah ini langsung disambut dengan skeptisisme tajam. Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sembom, tanpa basa-basi mempertanyakan kapabilitas Gibran.
"Apa kualifikasinya untuk selesaikan masalah di Papua? Tidak mungkin berhasil," cetus Sebby.
Bukan Hal Baru, Akankah Bernasib Sama?
Menugaskan wakil presiden untuk mengurus Papua bukanlah hal baru. Pada 2022, Ma'ruf Amin memegang mandat serupa sebagai Ketua Badan Pengarah Percepatan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP). Ma'ruf bahkan sempat berkantor selama lima hari di Papua pada Oktober 2023 untuk berdialog dengan berbagai tokoh.
"Tolong dengar aspirasi mereka, dengar apa maunya mereka. Catat dan laporkan segera supaya kita dapat mencari solusi terbaik untuk Papua," kata Ma'ruf Amin saat itu.
Namun, hasilnya dinilai belum signifikan. Kini, sorotan beralih ke Gibran, yang setelah dilantik belum pernah menginjakkan kaki di Papua sebagai wakil presiden. Kunjungan terakhirnya terjadi saat kampanye Januari 2024, di mana ia berjanji pemerataan pembangunan akan menjadi atensi utamanya.
Baca Juga: Prabowo Perintahkan Gibran Kerja dari Papua, TPNPB-OPM: Dia Bisa Apa?
"Akses konektivitas jalan-jalan desa, jalan nasional, apa pun itu, wajib di Tanah Papua," sambung Gibran kala itu.
Pembangunan Masif, Tapi Dialog Nihil
Pendekatan pemerintah di Papua selama ini terfokus pada pembangunan fisik dan keamanan, sebuah warisan dari era Presiden Joko Widodo. Jokowi tercatat telah 18 kali mengunjungi Papua, menggelontorkan triliunan dana Otsus, membangun Jalan Trans Papua, hingga memekarkan empat provinsi baru.
"Saya sampaikan bahwa pembangunan Indonesia sekarang bukan Jawa-sentris, tetapi Indonesia-sentris, dan Tanah Papua menjadi prioritas dari pembangunan yang kita lakukan," papar Jokowi pada 2023.
Namun, pembangunan masif ini diiringi kritik tajam. Data menunjukkan deforestasi besar-besaran dan konflik yang tak kunjung padam. Laporan Auriga Nusantara menyebut periode pertama pemerintahan Jokowi menyumbang deforestasi paling banyak, hampir 300 ribu hektare hutan lenyap dalam rentang 2015-2019.
Pendekatan keamanan juga menghasilkan ribuan penangkapan dengan tuduhan makar dan gelombang pengungsian akibat konflik bersenjata. Bagi OPM, solusi satu-satunya adalah perundingan.
Berita Terkait
-
Prabowo Perintahkan Gibran Kerja dari Papua, TPNPB-OPM: Dia Bisa Apa?
-
Tangan Dingin Wapres Gibran di Tanah Papua, Mampukah Bawa Kedamaian?
-
Perintah Presiden Prabowo: Gibran Tinggal dan Ngantor di Papua
-
Gibran dalam Bayang-bayang Prabowo? Analisis Pedas Pengamat Soal 'Kepatuhan' Wapres
-
Gibran Ikut Tren Penari Cilik Pacu Jalur: Diplomasi Budaya di Era Digital
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar