Suara.com - Fenomena akun anonim Fufufafa yang diduga milik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mencuatkan perdebatan sengit tentang identitas digital seorang pejabat publik.
Podcast Forum Keadilan TV menghadirkan Prof. Sulfikar Amir, Professor of Science dari Nanyang Technological University, dari Singapura untuk mengupas tuntas isu ini.
Prof. Sulfikar menyoroti bagaimana dunia digital memungkinkan perubahan identitas, bahkan berpotensi membentuk kepribadian ganda yang berlawanan dengan dunia nyata.
Menurut Prof. Sulfikar Amir, "Fenomena Fufufafa adalah hal umum di kalangan generasi digital, di mana dunia digital memungkinkan perubahan identitas."
Lebih lanjut, ia menjelaskan, "Sistem digital memfasilitasi transformasi identitas, bahkan dapat membentuk lebih dari satu kepribadian yang bertolak belakang dengan dunia nyata."
Implikasi dari hal ini menjadi krusial ketika dikaitkan dengan figur publik sekelas wakil presiden.
Kekhawatiran Prof. Sulfikar semakin mendalam jika dugaan kepemilikan akun tersebut benar adanya.
Ia menyatakan, "Jika terbukti Gibran adalah Fufufafa, perlu evaluasi lebih lanjut mengenai sindrom split personality yang dialaminya, karena ini berkaitan dengan kapasitasnya sebagai wakil presiden."
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya integritas dan konsistensi karakter seorang pemimpin, baik di dunia nyata maupun digital.
Baca Juga: Dari Era Kolonial ke AI: Mampukah Indonesia Benar-Benar Swasembada Gula?
Informasi yang terungkap dalam podcast juga menunjukkan bahwa "Akun 'Fufufafa' terhubung dengan banyak akun di berbagai platform, termasuk yang menawarkan hiburan seksual, menggunakan email yang sama."
Hal ini tentu saja memicu pertanyaan besar mengenai etika dan tanggung jawab seorang pejabat publik dalam mengelola jejak digitalnya.
Prof. Sulfikar melihat penyangkalan Gibran terhadap kepemilikan akun ini sebagai indikasi tertentu.
"Penyangkalan Gibran terhadap kepemilikan akun 'Fufufafa' kemungkinan karena rasa bersalah dan kurangnya keberanian untuk mengakui," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa "Perilaku di akun 'Fufufafa' juga dipengaruhi oleh sifat dunia digital yang memungkinkan orang bersembunyi dan melontarkan kata-kata buruk tanpa teridentifikasi."
Lingkungan anonimitas daring memang seringkali memicu perilaku yang tidak akan dilakukan seseorang jika identitasnya terbuka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Viral! Warga Malah Nonton Saat Gunung Semeru Luncurkan Debu Vulkanik Raksasa di Jembatan Ini
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Plot Twist! Kurir Narkoba Kecelakaan di Tol Lampung, Nyabu Dulu Sebelum Bawa 194 Ribu Ekstasi
-
Mahfud MD Soal Geger di Internal PBNU: Konflik Tambang di Balik Desakan Gus Yahya Mundur
-
'Terima Kasih Pak Prabowo': Eks Dirut ASDP Lolos dari Vonis Korupsi, Pengacara Sindir KPK Keliru
-
Yusril: Pemberian Rehabilitasi Kepada Direksi Non Aktif PT ASDP Telah Sesuai Prosedur
-
Pengusaha Adukan Penyidik KPK ke Bareskrim: Klaim Aset Rp700 Miliar Disita Tanpa Prosedur
-
Tumbuh di Wilayah Rob, Peran Stimulasi di Tengah Krisis Iklim yang Mengancam Masa Depan Anak Pesisir
-
Sambangi Istana Usai Pulang dari Afrika Selatan, Apa Saja yang Dilaporkan Gibran ke Prabowo?
-
Nasib Tragis Ayah Tiri Bocah Alvaro, Alex Iskandar Dimakamkan di TPU Kedaung Tangerang