Suara.com - Sinyal langkah politik putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menuju kontestasi nasional terus memantik perbincangan panas.
Di tengah sorotan itu, pengamat politik Rocky Gerung melontarkan kritik tajam yang menantang substansi Gibran sebagai calon pemimpin masa depan.
Bukan lagi sekadar soal elektabilitas atau popularitas, Rocky Gerung menyarankan Gibran untuk melakukan hal yang lebih fundamental: "magang" di Papua.
Menurutnya, ini adalah cara terbaik bagi Wali Kota Solo itu untuk mengasah 'brain care' (perawatan otak), ketimbang sibuk dengan citra superfisial seperti membagikan 'skincare'.
Sindiran keras ini dilontarkan Rocky Gerung saat berdiskusi di kanal YouTube Hendri Satrio Official, menyoroti batalnya rencana kunjungan Gibran ke Bumi Cenderawasih.
Papua sebagai Laboratorium Geopolitik Ideal untuk Gibran
Bagi Rocky Gerung, Papua bukanlah sekadar wilayah di ujung timur Indonesia. Ia melihatnya sebagai "laboratorium" yang sempurna bagi seorang calon pemimpin untuk belajar tentang seluk-beluk persoalan bangsa yang paling kompleks.
Dari isu geopolitik hingga krisis lingkungan, semua ada di sana.
"Kalau Gibran mau maju di tahun 2029, seharusnya dia pergi ke Papua untuk belajar geopolitik, etika lingkungan, dan budaya lokal," tegas Rocky Gerung dikutip pada Sabtu (12/7/2025).
Baca Juga: Kontroversi Fufufafa: Profesor Asal Singapura Ini Bongkar Identitas Digital Gibran
Menurutnya, pengalaman langsung di Papua akan memberikan Gibran pemahaman yang tidak bisa didapat dari ruang rapat ber-AC di Jakarta.
Ia akan dihadapkan pada realitas ketegangan sosial, tantangan pembangunan, hingga kekayaan budaya yang luar biasa. Pemahaman ini, kata Rocky, adalah modal esensial yang harus dimiliki jika Gibran serius membidik kursi kepemimpinan nasional di masa depan.
Usul 'Magang' hingga 2029 dan Sentilan Isu Food Estate
Tak tanggung-tanggung, Rocky menyarankan Gibran mengambil periode waktu yang panjang untuk benar-benar menyelami isu-isu tersebut. Ia mengusulkan agar Gibran mempertimbangkan untuk tinggal dan belajar di Papua hingga pemilihan berikutnya.
"Dia bisa magang di Papua sampai 2029 dan belajar banyak hal di sana, termasuk soal food estate," katanya, menyentil salah satu program strategis pemerintah yang penuh kontroversi.
Saran "magang" ini menjadi simbol kritik terhadap politisi yang kerap melakukan kunjungan singkat hanya untuk pencitraan. Rocky Gerung mendorong Gibran untuk membuktikan kapasitasnya dengan terjun langsung, merasakan denyut nadi masalah, dan mencari solusi dari lapangan, bukan hanya dari laporan staf.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
DPRD DKI Soroti Gaji Guru Swasta di Jakarta: Jauh di Bawah UMP!
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan