Suara.com - Kata 'bapak' menjadi pusat pertarungan argumentasi antara jaksa KPK dan kubu Hasto Kristiyanto.
Dalam analisis konteks percakapan, KPK mengklaim punya kesimpulan logis dan rasional bahwa sosok pemberi instruksi kepada buronan Harun Masiku saat itu tak lain adalah Sekretaris Jenderal PDIP Harun Masiku.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK secara tegas meyakini bahwa sosok 'bapak' yang disebut dalam percakapan telepon antara Harun Masiku dan saksi Nur Hasan adalah Hasto Kristiyanto.
Keyakinan ini menjadi inti replik atau tanggapan jaksa atas nota pembelaan (pleidoi) Hasto.
Identitas ‘bapak’ dalam percakapan itu menjadi krusial karena ia adalah figur yang memberi instruksi kepada Harun Masiku untuk siaga di kantor DPP PDIP, tepat pada saat KPK sedang menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada Januari 2020.
Analisis Konteks Jadi Senjata Jaksa
Dalam repliknya, jaksa mematahkan dalih Hasto yang dalam pleidoinya menyatakan sebutan ‘bapak’ bisa merujuk pada siapa saja, mengingat ada 28 orang laki-laki di struktur DPP PDIP.
Jaksa berpendapat, logika tersebut tidak dapat diterima jika dilihat dari konteks percakapan.
"Bahwa dalih tersebut tidak benar karena menurut ahli, Dr Frans Asisi Datang, penafsiran logis harus dihubungkan berdasarkan teks dan konteksnya," kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (14/7/2025).
Baca Juga: Senjata Makan Tuan: Jaksa Gunakan Pengakuan Hasto di Pleidoi untuk Buktikan Niat Suap Harun Masiku
"Adanya perkataan 'amanat bapak' tersebut tidak bisa dilepaskan dari konteks kejadian."
Jaksa memaparkan, pemahaman bersama antara Harun Masiku dan Nur Hasan mengenai siapa ‘bapak’ yang dimaksud sudah terbangun.
Hal ini terlihat dari respons spontan mereka dalam percakapan yang tidak memerlukan klarifikasi lebih lanjut.
"Saat Harun Masiku menanyakan, 'bapak di mana' atau 'bapak suruh ke mana', maka Nurhasan tanpa menanyakan siapa bapak yang dimaksud Harun Masiku di antara 28 orang laki laki yang ada di DPP, lansung memahami dengan menjawab, 'bapak lagi di luar, perintahnya pak Harun suruh standby di DPP'," tutur jaksa.
Bagi jaksa, alur percakapan otomatis ini membentuk satu-satunya kesimpulan yang rasional.
"Sehingga membentuk suatu kesimpulan logis dan rasional bahwa yang dimaksud 'bapak' adalah terdakwa."
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Presiden Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, KPK: Wajib Setor LHKPN!
-
Pramono Anung Bakal 'Sulap' Sumber Waras Jadi RS Kelas A yang Ikonik Setelah 10 Tahun Mangkrak
-
Kontak Senjata di Intan Jaya Pecah! 14 OPM Tewas Ditembak TNI dalam Operasi Pembebasan Sandera
-
MUI Resmikan Fatwa Syariah Penyaluran Zakat dan Infak melalui Skema Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Ini Instruksi Pramono kepada Jajarannya
-
Mahfud MD 'Spill' Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Budi Prasetyo: Silakan Laporkan ke KPK
-
Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Trauma Kasus Lama? Gubernur Pramono Minta KPK Kawal Proyek Pembangunan RS Sumber Waras
-
Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
-
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Vonis Bersalah Warga Adat Maba Sangaji