Suara.com - Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di forum rapat koordinasi (rakor) KPK dinilai sebagai sinyalemen persaingan politik.
Di forum itu, Pramono Anung menyebut Jakarta kini bukan lagi kota termacet di Indonesia tapi sudah diambilalih Bandung.
Dedi lalu membalas dengan mengatakan biarpun Bandung macet tapi cuacanya tetap dingin tidak seperti Jakarta yang panas.
Dedi juga menuding pelaku alih fungsi lahan di wilayah Bogor yang mengakibatkan banjir adalah orang-orang dari luar Bogor. Dedi seolah ingin mengatakan orang Jakarta lah yang melakukan alih fungsi lahan itu.
Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan statement-statement yang disampaikan Pramono Anung di acara rakor KPK bukan hanya menyindir halus Jawa Barat, tapi juga menyinggung secara terang-benderang.
Sementara itu Adi Prayitno menilai pernyataan Dedi Mulyadi setelahnya semacam serangan balik terhadap Pramono Anung.
Jadi secara tidak langsung inilah yang kita sebut sebagai balas pantun politik, sindir-menyindir dan bahkan bisa disebut sebagai perang terbuka antara dua gubernur," papar Adi dikutip dari Youtube Adi Prayitno Official.
Menurutnya rivalitas dalam politik itu menjadi penting. Yang paling penting kata dia adalah rivalitas ini diwujudkan dan didesain sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas kepemimpinan, untuk menciptakan bagaimana kebijakan-kebijakannya itu semakin populer dan pro rakyat dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.
"Bagi saya ketika ada saling sindir antara Pramono Anung dengan Kang Dedi Mulyadi tentu di hari-hari berikutnya sampai 5 tahun yang akan datang, baik Kang Dedi Mulyadi ataupun Pramono Anung di daerahnya masing-masing tinggal pamer tunjukkan kepada publik apa solusi-solusi konkrit yang sudah diperbuat untuk daerahnya masing-masing terkait dengan kemiskinan, pengangguran dan seterusnya dan seterusnya," beber Adi.
Baca Juga: Jalan Rusak Jadi Mulus dalam 2 Bulan: Kisah Ketua RT Muda Ini Tampar Politisi yang Cuma Janji
Termasuk menurutnya soal macet, banjir, pengangguran, yang harus dijadikan sebagai kompetisi untuk melahirkan kualitas kepemimpinan yang semakin mantap. Sehingga pemimpin-pemimpin di daerah khususnya Jakarta dan Jawa Barat itu juga membuat persoalan di daerahnya selesai.
Adi lalu menganalogikan dengan rivalitas antara dua pesepak bola hebat, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Dalam kesempatan di banyak wawancara, Leonel Messi mengatakan bahwa dia bisa meningkatkan kualitasnya karena ada rival yang cukup luar biasa namanya Ronaldo.
"Jadi Messi selalu terprovokasi, selalu memumpuk ospotisme, selalu menimbulkan bagaimana dia berlatih sangat luar biasa dibandingkan dengan yang lain. Tujuannya adalah untuk mengalahkan Ronaldo. Begitu pun Ronaldo karena ada Lionel Messi lah. kemudian dia terus berlatih menunjukkan bahwa dia adalah pemain terbaik dan bisa melampaui Lionel Messi," ujar Adi.
Artinya tutur dia rivalitas-rivalitas semacam ini cukup luar biasa. Oleh karena itu, Adi memandang ketika ada saling sindir, publik menyebutnya semacam rivalitas ini positif dalam konteks bagaimana menciptakan dan melahirkan kualitas apa namanya kepemimpinan dan solusi-solusi yang untuk bisa menjawab persoalan-persoalan yang ada di daerah.
Menurutnya ini adalah bagian dari dinamika politik. Karena memang selama ini secara kewilayahan Jakarta dengan Jawa Barat ini bukan hanya beririsan, tapi biasanya para pemimpinnya saling berkompetisi menunjukkan citra yang positif, menunjukkan bahwa merekalah yang memiliki kinerja dan penerimaan yang cukup luar biasa.
Berita Terkait
-
Jalan Rusak Jadi Mulus dalam 2 Bulan: Kisah Ketua RT Muda Ini Tampar Politisi yang Cuma Janji
-
Kunjungan ke New York Sepekan, Pramono Tetap Pantau Pemerintahan DKI
-
Ini Pernyataan Saling Sindir Pramono Anung dan Dedi Mulyadi yang Bikin Panas
-
Fakta di Balik Pidato Tanpa Tegur Sapa Pramono Anung dan Dedi Mulyadi, Benarkah Perang Dingin?
-
Hotman Paris Desak Kang Dedi Mulyadi Copot Direksi RSUD Linggajati Terkait Kasus Bayi Meninggal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas
-
Prarekonstruksi Ungkap Aksi Keji Ayah Tiri Bunuh Alvaro: Dibekap Handuk, Dibuang di Tumpukan Sampah
-
Eks MenpanRB Bongkar Praktik Titipan CPNS Masa Lalu: Banyak, Kebanyakan dari Kalangan Kepala Daerah