Suara.com - Sebuah megaproyek infrastruktur yang digadang-gadang akan menjadi solusi 'neraka' kemacetan di koridor utara Bogor kini menimbulkan kecemasan baru. Rencana pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung dipastikan akan melintasi Kecamatan Ciseeng, dengan desain konstruksi yang tak biasa: dibangun melayang tepat di atas tambak-tambak ikan yang menjadi sumber pencaharian utama warga.
Kabar ini sontak membuat para pemilik tambak was-was. Di satu sisi, ada janji kelancaran lalu lintas, namun di sisi lain, ada ancaman hilangnya mata pencaharian dan ketidakpastian soal ganti rugi.
Konstruksi Melayang: Solusi atau Sekadar Minimalisir Masalah?
Pihak Kecamatan Ciseeng telah mengonfirmasi kebenaran rencana tersebut. Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Kecamatan Ciseeng, A. Zuniga, mengungkapkan bahwa rencana ini sudah dalam tahap sosialisasi awal setelah pertemuan dengan Bappeda dan pihak pengembang, PT Pama.
Menurutnya, konsep konstruksi melayang dipilih sebagai jalan tengah untuk meminimalisir dampak pembebasan lahan.
"Memang benar akan dibangun jalan tol tapi konsepnya melayang. Jadi konsep itu dibuat untuk meminimalisir dampak pembebasan lahan kepada masyarakat," ungkap Zuniga, dilansir dari Metropolitan -jaringan Suara.com.
Ia menambahkan, jalan tol ini nantinya akan memiliki pintu keluar (exit toll) di wilayah Desa Cibeuteung Udik. Tujuannya jelas, yakni untuk mengurai simpul-simpul kemacetan kronis yang selama ini menghantui kawasan Parung, Gunung Sindur, hingga Ciseeng.
Suara Cemas dari Pinggir Tambak
Namun, di balik rencana teknis yang canggih, ada suara-suara keresahan dari warga yang hidupnya akan terdampak langsung. Usup, salah seorang warga pemilik tambak ikan, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Baginya, tambak tersebut bukan sekadar tanah, melainkan denyut nadi ekonomi keluarganya.
Baca Juga: Tol Bogor-Serpong Lewat Parung Segera Dibangun, Ini Daftar 14 Desa yang Dilewati
"Was-was pasti ada, apalagi ini kan sumber pencaharian kita. Yang kita pikirin nanti ganti ruginya bagaimana, jangan sampai merugikan kita," tutur Usup dengan nada cemas.
Kekhawatiran Usup mewakili ribuan warga lain yang menggantungkan hidupnya pada lahan yang kini berada di jalur proyek strategis tersebut. Pertanyaan besarnya bukan lagi "apakah akan dibangun?", melainkan "bagaimana nasib kami setelah ini?".
Mereka menuntut adanya proses ganti rugi yang adil, transparan, dan tidak merugikan, sebuah tuntutan yang sangat wajar di tengah ketidakpastian.
Dilema Pembangunan Mengurai Satu Masalah, Memicu Masalah Lain?
Proyek Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung adalah jawaban yang telah lama ditunggu-tunggu untuk mengatasi masalah transportasi yang sudah menahun. Namun, kasus di Ciseeng ini menjadi cermin dari dilema klasik pembangunan: seringkali solusi untuk satu masalah justru memicu potensi masalah baru di sektor lain, terutama sosial dan ekonomi.
Pemerintah dan pihak pengembang kini memiliki pekerjaan rumah yang sangat berat. Mereka tidak hanya dituntut untuk membangun jalan tol yang kokoh, tetapi juga harus membangun jembatan kepercayaan dengan warga. Memastikan bahwa pembangunan tidak meninggalkan siapapun di belakang, terutama mereka yang lahannya 'dipinjam' untuk kemajuan bersama, adalah ujian sesungguhnya dari proyek ini.
Berita Terkait
-
Tol Bogor-Serpong Lewat Parung Segera Dibangun, Ini Daftar 14 Desa yang Dilewati
-
Investasi Rp8,95 Triliun, Tol Bogor-Serpong Via Parung Siap Digarap Desember 2025
-
Investor Kabur dari Proyek Infrastruktur RI, Sri Mulyani Ungkap Biang Keroknya!
-
Indonesia Punya Kasino Legal, Uang Judi Untuk Proyek Infrastruktur
-
Anggaran Cekak! Proyek Infrastruktur Kontrak Multiyears Terancam Molor
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
Akhirnya! Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Bencana Banjir Sumatra
-
Hasil DNA Kerangka Positif, Jenazah Alvaro Kiano akan Dimakamkan Besok
-
Awas Cuaca Ekstrem, DPR Minta Kemenhub hingga BMKG 'Kawin' Data Demi Mudik Nataru Aman
-
TOK! Hakim Djuyamto Cs Dibui 11 Tahun Gegara Jual Vonis Kasus CPO
-
Percepat Penanganan, Mendagri Ajak Pemda Bantu Daerah Terdampak Bencana
-
Puan Maharani Soal Bantuan Bencana Dilempar dari Heli: Jaga Martabat Korban
-
Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa Gelontorkan Rp90 Miliar, 26 Ribu Siswa Kini Sekolah Gratis!
-
Mensos Ingatkan Instansi Pemerintah dan Swasta Harus Beri Kesempatan Kerja untuk Disabilitas
-
Pentingnya Pembangunan Berbasis Aglomerasi untuk Gerakkan Ekonomi Kawasan
-
Banjir Sumatra Penuh Kayu Gelondongan, DPR Panggil Menhut Besok, Buka Peluang Bentuk Pansus