Suara.com - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai mantan Presiden Jokowi kini tengah panik.
Dia mengatakan, kepanikan tersebut tampak jelas dari pernyataan Jokowi sendiri yang mengklaim ada agenda politik besar di balik serangkaian isu terkait dirinya dan keluarga.
Ray, yang juga pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) mengatakan, pernyataan Jokowi sebagai cerminan dari situasi yang tidak menentu.
Menurutnya, serangan bertubi-tubi telah menciptakan tekanan yang signifikan.
"Ada kepanikan di keluarga Jokowi. Panik karena serangan yang ada seperti gelombang, belum selesai satu, sudah muncul yang lain," kata Ray, Jumat (18/7/2025).
Analisis Ray menyebutkan setidaknya ada empat badai isu besar yang secara simultan membayangi Jokowi dan keluarganya.
Isu-isu ini bergerak di antara ranah hukum dan politik, menciptakan tekanan dari berbagai arah. Keempat isu tersebut mencakup:
- Tuduhan Ijazah Palsu: Isu lama yang kembali mengemuka dan menyasar validitas riwayat pendidikan Jokowi.
- Wacana Pemakzulan Gibran: Upaya menggulirkan wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.
- Kasus Korupsi di Sumut: Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Sumatera Utara yang dikait-kaitkan dengan Gubernur Bobby Nasution, menantu Jokowi.
- Proses Hukum Mantan Pembantu: Sejumlah mantan menteri dan pejabat di kabinet Jokowi yang kini berhadapan dengan proses hukum.
"Bayangkan saja, isu yang menerpa Jokowi dan keluarga adalah persoalan hukum dan politik."
Lebih jauh, Ray berpendapat bahwa kepanikan ini timbul karena berbagai isu tersebut berhasil mengesampingkan narasi pencapaian yang telah dibangun Jokowi selama satu dekade memimpin.
Baca Juga: Wapres Gibran Peringatkan Penerima BSU, Jangan Dipakai Judol, Bisa Dilacak!
Pada saat bersamaan, lingkaran pertemanan politiknya pun terlihat menyusut, menyisakan para relawan sebagai garda terdepan.
"Makin sedikit kawan atau teman yang berada di belakang atau terjun serta mengawal Pak Jokowi dan keluarganya. Yang terlihat sekarang hanya para relawannya," tuturnya.
Situasi ini, menurut Ray, sangat kontras dengan beberapa tahun lalu.
Ia menyoroti peran PDI Perjuangan (PDIP) yang dulu kerap menjadi bemper politik saat isu sensitif seperti ijazah palsu muncul.
Namun, perseteruan politik yang terjadi membuat benteng pertahanan itu kini runtuh.
"Dahulu, masih ada PDIP yang memberi kawalan. Makanya, isu ijazah misalnya, tidak dapat berkembang seperti kita lihat saat ini," ungkap Ray.
Berita Terkait
-
Wapres Gibran Peringatkan Penerima BSU, Jangan Dipakai Judol, Bisa Dilacak!
-
Kisruh Ijazah Jokowi: Mantan Rektor Tarik Ucapan, Dokter Tifa Sebut 'Kebenaran Sudah Dikumandangkan'
-
Wapres Gibran: PPATK Mohon Kerja Samanya
-
Analis Ungkap Alasan Jokowi Pilih PSI: Tak Punya Opsi Lain dan Demi Jaga Pengaruh di Era Prabowo?
-
Peringatan Keras UGM ke Mantan Rektor Sofian Effendi
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Pemprov Jakarta Kejar Pasokan Air Bersih di Muara Angke, Pramono: 2026 Kalau Bisa di Atas 85 Persen
-
Beda Status Bencana Nasional dan Daerah: Mengapa Banjir Sumatera Belum Ditetapkan?
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
-
Buntut Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Resmi Dicopot!
-
Pengamanan Super Ketat: 2.029 Personel Kawal Agenda Delegasi Tinggi Tiongkok di Jakarta
-
Aiman di Media Sustainability Forum 2025: Manusia Harus Jadi Dirigen, Biarkan AI yang Bermain Musik
-
7 Fakta Reuni Akbar 212 di Monas, Isu Palestina Menggema Hingga Dihadiri Gubernur
-
KAI Daop 1 Jakarta Sediakan Angkutan Motor Gratis untuk Libur Nataru, Cek Syarat dan Rutenya
-
5 Pengakuan Kunci Ridwan Kamil Usai 6 Jam Diperiksa KPK Soal Kasus BJB
-
Bahas Bencana Sumatera di DPR, Menteri LH Siapkan Langkah Hukum Tegas: Tak Ada Dispensasi