Suara.com - Sikap mantan Rektor UGM, Sofian Effendi yang akhirnya mencabut ucapannya soal ijazah Jokowi kekinian masih diperdebatkan. Bahkan, muncul spekulasi dari berbagai pihak yang menduga ada tekanan di balik sikap Sofian mencabut ucapannya usai membongkar aib Jokowi.
Menanggapi itu, Praktisi Hukum, C Suhadi menyebut jika keterangan Sofian tidak berimplikasi terhadap proses hukum. Maksud dari ucapannya itu terkait soal drama ijazah Jokowi yang kini sedang bergulir di kepolisian.
"Sekali lagi berkaitan dengan pengakuan mantan rektor UGM itu enggak perlu mempunyai akibat hukum. Implikasinya enggak ada secara hukum," ujar Suhadi dalam tayangan channel Youtube, @COKRO TV dilihat pada Sabtu (19/7/2025).
Menurutnya jika merujuk dalam aturan KUHAP, keterangan Sofian bisa dikategorikan dalam saksi de auditu, yakni
kesaksian yang didengar dari orang lain.
"Dia bukan saksi dalam undang-undang. Karena saksi dalam undang-undang dia harus mengetahui, dia harus merasakan dan dia harus benar-benar paham bahwa kejadian itu memang ada. Ini kan enggak," bebernya.
Keterangan Sofian yang dianggap ambigu setelah sempat menuding jika Jokowi tidak menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan UGM. Suhadi pun menganggap jika Sofian Effendi tidak mengetahui persis soal keabsahan ijazah Jokowi yang kini diributkan oleh Roy Suryo dkk.
"Nah, kalau kita melihat dalam konteks ini ya mantan rektor ini enggak tahu kedudukan Pak Jokowi pada waktu itu sehingga menurut hukum tidak mempunyai implikasi apapun berkaitan dengan kasus masalah ini. Sehingga menurut saya kalaupun tidak ada pernyataan itu enggak perlu digubris keterangan-keterangan seperti ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhadi juga menanggapi soal kabar adanya tekanan atau intimidasi di balik sikap Sofian yang akhirnya menarik ucapan soal Jokowi. Jika dugaan tersebut benar, Koordinator Tim Hukum Merah Putih menyarankan hal itu segera dilaporkan ke Komnas HAM. Namun, dia merasa tudingan adanya tekanan di balik perubahan sikap Sofian tidak masuk akal.
"Kalau konteksnya memang ada penekanan harusnya dan kalau memang pernyataan dia benar kemudian ada penekanan laporin dong, orang ada Komnas HAM. Itu menurut saya enggak masuk akal ya. Masa sih orang sudah setua itu, kita mau tekan-tekan itu enggak mungkin dan enggak mungkin itu terjadi," ujarnya.
Baca Juga: Kecewa Berat Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Bui, Anies: Semua Fakta di Ruang Sidang Diabaikan!
Roy Suryo dkk Curigai Sofian Ditekan
Diberitakan sebelumnya, Pakar telematika Roy Suryo melontarkan adanya dugaan 'tangan-tangan jahat' yang memaksa Sofian Effendi berbalik arah.
"Perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada 'tangan-tangan jahat' yang masih bermain dan cawe-cawe," kata Roy Suryo kepada Suara.com, Jumat (18/7/2025).
Meski menyayangkan keputusan Sofian untuk menarik pernyataannya, Roy Suryo mengaku dapat memahami potensi tekanan yang mungkin dialami oleh sang guru besar.
Ia pun menegaskan komitmen untuk tetap memberikan dukungan moral kepada Sofian Effendi.
"Kami sepakat tetap berdiri bersama Prof Sofian Effendi, penegak kejujuran," tegasnya.
Berita Terkait
-
Kecewa Berat Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Bui, Anies: Semua Fakta di Ruang Sidang Diabaikan!
-
Sebut Vonis 4,5 Tahun Tak Masuk Akal, Ferry Irwandi Bela Tom Lembong: Beliau Bukan Koruptor!
-
Puji Sofian Effendi Meski Cabut Ucapan soal Jokowi, Rismon Akui Ancaman: Harga yang Harus Dibayar!
-
Curiga Ada Tekanan Besar usai Bongkar Dosa Jokowi, Rismon Bela Sofian Effendi: Jangan Cibir Beliau!
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Bandara 'Pribadi' IMIP Morowali, Karpet Merah Investor atau Ancaman Kedaulatan?
-
Dewas KPK Panggil Jaksa yang Tak Periksa Bobby Nasution dalam Kasus Korupsi Pembangunan Jalan Sumut
-
Dasco Pimpin Langsung Rapat dengan 3 Badan Intelijen, Ini Bocoran Bahasannya
-
Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra
-
Pemprov Jakarta Kejar Pasokan Air Bersih di Muara Angke, Pramono: 2026 Kalau Bisa di Atas 85 Persen
-
Beda Status Bencana Nasional dan Daerah: Mengapa Banjir Sumatera Belum Ditetapkan?
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
-
Buntut Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Resmi Dicopot!
-
Pengamanan Super Ketat: 2.029 Personel Kawal Agenda Delegasi Tinggi Tiongkok di Jakarta
-
Aiman di Media Sustainability Forum 2025: Manusia Harus Jadi Dirigen, Biarkan AI yang Bermain Musik