Suara.com - Panggung politik nasional kembali memanas setelah mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi, secara mengejutkan mencabut pernyataannya yang berkaitan dengan ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Langkah kontroversial ini sontak memantik bola liar spekulasi, terutama setelah pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, menyuarakan dugaan adanya tekanan kuat di balik keputusan tersebut.
Pencabutan pernyataan, yang sebelumnya sempat dianggap sebagai penegasan validitas ijazah Jokowi dari almamaternya, kini justru membuka babak baru polemik yang tak berkesudahan.
Keputusan Prof. Sofian Effendi ini menjadi sorotan tajam, memunculkan pertanyaan besar: kekuatan apa yang bermain di belakang layar?
Pengamat Curiga Adanya Tekanan: "Ada Sesuatu di Balik Itu"
Kecurigaan mengenai adanya intervensi di balik pencabutan pernyataan ini dilontarkan secara gamblang oleh Selamat Ginting.
Dalam sebuah diskusi di kanal Podcast Forum Keadilan TV, ia meyakini keputusan tersebut tidak lahir dari ruang hampa.
"Ada sesuatu di balik pencabutan pernyataan tersebut," ujar Selamat Ginting dikutip dari YouTube, mengisyaratkan adanya faktor eksternal yang memaksa Prof. Sofyan Effendi mengubah sikapnya.
Menurut Ginting, dari kacamata hukum, pernyataan awal Sofyan Effendi memang sebatas petunjuk, bukan bukti materiel yang menentukan.
Baca Juga: Farhat Abbas Semprot Roy Suryo Cs Soal Ijazah Palsu Jokowi: Kicauan Bebek-Bebek Desa!
Namun, yang menjadi inti persoalan adalah dugaan tekanan yang dialami oleh sang guru besar.
"Kami menduga adanya upaya penekanan terhadap Sofyan Effendi," tegasnya.
Draf Disodorkan dan Isu Gedung Mangkrak Jadi Alat Tekan?
Dugaan adanya tekanan semakin diperkuat dengan informasi yang dihimpun Selamat Ginting. Ia menyebut draf surat pencabutan pernyataan itu diduga bukan disusun sendiri oleh Prof. Sofyan Effendi.
Sang mantan rektor disebut hanya tinggal membubuhkan tanda tangan.
Lebih jauh, Ginting memaparkan dugaan "alat sandera" yang digunakan untuk menekan Sofyan Effendi. Isu proyek pembangunan yang belum tuntas di UGM diduga menjadi senjata utama.
"Menduga Sofyan Effendi ditekan dengan isu pembangunan gedung di UGM yang mangkrak," papar Ginting.
Ironisnya, pencabutan ini terjadi tidak lama setelah Prof. Sofyan Effendi ikut menandatangani "Maklumat Yogyakarta".
Maklumat tersebut justru secara implisit menguatkan pernyataan awalnya terkait ijazah Jokowi. Paradoks ini semakin menebalkan misteri yang menyelimuti kasus ini.
Meski telah dicabut, Ginting menekankan bahwa pernyataan awal tersebut tetap memiliki nilai sebagai keterangan saksi atau petunjuk dalam proses hukum.
Polemik Ijazah Seret Dugaan Otoritarianisme Era Jokowi
Polemik ini tidak berhenti pada sosok Prof. Sofyan Effendi. Selamat Ginting mengaitkannya dengan isu yang lebih besar, yakni dugaan kuat pemalsuan ijazah Jokowi.
Ia merujuk pada informasi bahwa ijazah tersebut disebut hanya setara sarjana muda dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah 2,0, yang membuatnya meragukan status kelulusan tersebut.
Ginting bahkan menyeret polemik ini ke dalam analisisnya mengenai iklim pemerintahan Jokowi yang ia sebut cenderung otoriter. Menurutnya, banyak pihak, termasuk para rektor universitas, berada dalam posisi "tersandera".
Ia menuding bahwa di era ini, pemilihan rektor pun diduga kuat dipengaruhi oleh intervensi istana. Ginting secara tajam menyebut Jokowi sebagai seorang "troublemaker bagi bangsa," yang dikelilingi oleh perancang kekuasaan profesional karena dianggap figur yang mudah dikendalikan.
Dari tangan Jokowi, lanjut Ginting, telah lahir "monster oligarki dan dinasti politik" yang menggerogoti fondasi demokrasi dan reformasi. Ia bahkan menganalogikan Jokowi dengan "Malin Kundang politik" yang telah mengkhianati partai, amanat reformasi, dan semangat anti-KKN.
Kunci pembuktian dugaan ijazah palsu ini, menurutnya, ada pada bukti fisik yang dimiliki oleh pihak lain seperti Rismon Sianipar, bukan semata pada pernyataan lisan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bupati Bogor: Total Korban Majelis Ambruk 80 Orang Lebih
-
Fakta dan Mitos Gerhana Bulan yang Masih Hidup di Masyarakat Indonesia
-
Langit Maluku Utara Akan Menyala! Saksikan Gerhana Bulan Total Malam Ini
-
6 Fakta Menteri Kehutanan Main Domino Bareng Tersangka Perusakan Hutan
-
Link Live Streaming Gerhana Bulan dan Tata Cara Salat Gerhana
-
CEK FAKTA: Benarkah Jepang Gelar Aksi Demo untuk Dukung Indonesia?
-
Beda dari Anak Politisi Lain, Renny Sutiyoso Dicoret Ayah Sendiri saat Mau Nyaleg
-
CEK FAKTA: Demo Merembet, Jokowi Ditangkap?
-
Integritas Raja Juli Dipertanyakan, Foto Main Domino dengan Eks Tersangka Pembalakan Disorot Tajam
-
Sindiran Fathian: Prabowo Turun, yang Naik Justru Gibran, Bukan Anies