Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana menilai, Presiden Prabowo Subianto perlu menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pemberantasan Mafia Hukum.
Sebab, dia menilai praktik korupsi saat ini sudah masuk ke ranah aparat penegak hukum sehingga pemberantasan mafia hukum dinilai sebagai kegentingan yang memaksa untuk diterbitkannya perppu.
“Korupsi itu sendiri sebagai penyakit sudah masuk ke penegak hukum itu sendiri. Mereka sudah bukan lagi part of solution, bukan lagi penyelesaian masalah tapi sudah bagian dari masalah. Karena itu, ya yang perlu dibersihkan mereka dulu,” kata Denny dalam siniar bersama Abraham Samad melalui kanal Youtube, dikutip pada Rabu (23/7/2025).
“Saya membayangkan Prabowo, presiden itu keluar dengan ini kegentingan yang memaksa yang bisa mentrigger hadirnya perppu. Jadi, perppu pemberantasan mafia hukum atau mafia peradilan yang terbit,” tambah dia.
Menurut Denny, hal ini cukup mendesak jika harus diatur melalui undang-undang yang pembentukannya dinilai butuh waktu
Terlebih, Prabowo sempat menyampaikan komitmen antikorupsi, termasuk dengan mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) Perampasan Aset.
“Harusnya dengan dukungan DPR yang mayoritas, hampir tidak ada oposisi, presiden tinggal bilang begitu ke koalisinya, jalan itu UU Asset Recovery, tapi kan tidak,” ujar Denny.
“Artinya, memang ada tantangan bagaimana presiden merealisasikan janji janji antikorupsinya ke tatanan praktik, tatanan realita,” lanjut dia.
Untuk itu, Denny mengusulkan agar Prabowo memanggil sejumlah ahli hukum untuk membantu membuat draf perppu soal pemberantasan mafia di penegakan hukum.
Baca Juga: Rapat Terbatas di Istana: Prabowo Minta Jajaran Menteri Jaga Ketat Defisit APBN
“Karena sekarang diakui atau tidak, kita punya persoalan korupsi sudah masuk ke jantung penegakan hukum sendiri,” tandas Denny.
Jimly Asshiddiqie Sebut Peradilan RI Perlu Reformasi Total
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, melontarkan kritik keras terhadap kondisi penegakan hukum di Indonesia.
Melalui sebuah cuitan akun X pribadinya, ia menyebut dunia peradilan selama 10 tahun terakhir telah kehilangan kepercayaan publik akibat praktik mafia hukum yang semakin merajalela.
Cuitan pedas ini sontak dinilai oleh sebagian netizen sebagai sindiran telak terhadap sejumlah kasus hukum kontroversial yang belakangan terjadi. Termasuk yang menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan mantan Mendag Tom Lembong.
Dalam cuitannya, Jimly tanpa tedeng aling-aling menyoroti semua lini penegak hukum, mulai dari polisi, jaksa, KPK, advokat, hingga hakim.
Berita Terkait
-
Bikin Prabowo Murka, Siapa 'Vampir Ekonomi' Penganut Mazhab Serakahnomics?
-
Prabowo Gelar Rapat Tingkat Tinggi Bahas Pengembangan KEK, Babak Baru Investasi?
-
Heboh Tudingan Prabowo, Cuitan Lawas Akun Gerindra 'Pembuat Hoax Terbaik Adalah Penguasa' Viral Lagi
-
Semeja Bareng Prabowo Subianto dan Jokowi, Tempat Duduk Gibran Jadi Omongan
-
Dana Desa Jadi Jaminan, Program Koperasi Merah Putih Diramal Ciptakan Gagal Bayar Rp85,96 T
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Sindiran Fathian: Prabowo Turun, yang Naik Justru Gibran, Bukan Anies
-
Mahfud MD: Februari 2020 Nadiem Masih Mendikbud, Bukan Mendikbudristek
-
Demo Ricuh Berujung Maut, Prabowo Tuding Ada Makar, Kinerja Intelijen Dipertanyakan
-
Pramono Tunggu Sikap DPRD Soal Polemik Tunjangan Perumahan Rp78 Juta
-
Gerakan 17+8 di Ujung Deadline, Fathian: Provokator Main Halus
-
Mushola 2 Lantai di Ciomas Bogor Ambruk Saat Pengajian Maulid, BPBD: Bangunan Tua Kelebihan Beban
-
Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas Tembus 174 Ribu, Keputusan PTDH Bisa Dibatalkan?
-
WNA Korban Helikopter Jatuh di Tanah Bumbu Dijemput Keluarga
-
Karding Klarifikasi Foto Main Domino, Sebut Pertemuan dengan Raja Juli dan Azis Wellang Hanya...
-
Akademisi Pertanyakan Keadilan: Kenapa Nadiem Ditahan Cepat, Silfester Masih Bebas?