Suara.com - Dalam kalkulasi politik tingkat tinggi, sebuah serangan yang dirancang untuk menjatuhkan lawan seringkali menjadi pertaruhan berisiko.
Namun, menurut analisis tajam konten kreator dan pengamat diskursus publik, Ferry Irwandi, apa yang menimpa sosok Tom Lembong bukanlah sekadar risiko, melainkan sebuah blunder fatal yang justru secara ironis menjadi aset politik paling berharga bagi kubunya.
Alih-alih terpojok, Ferry berpendapat bahwa secara politis, posisi Tom Lembong dan kelompoknya justru diuntungkan secara masif. Serangan tersebut, menurutnya, telah memicu sebuah mekanisme pertahanan publik paling purba dan kuat: simpati.
Ferry Irwandi membedah efek domino dari kasus ini dengan logika yang sederhana namun menusuk. Ketika sebuah figur publik diserang secara terbuka, media dan publik akan menguliti setiap detailnya.
Proses yang diharapkan bisa mempermalukan, justru berubah menjadi panggung bagi lahirnya seorang korban.
"Secara politis, pihak yang bersama Tom Lembong diuntungkan. Simpati masyarakat pasti besar. At least ada yang berpindah," ujar Ferry dikutip dari Youtube Dedd Corbuzier.
Ia menambahkan, "Media uda buka semua casenya, orang bisa nonton sidangnya, terus mereka mikir, wah korban nih."
Logika ini menyoroti sebuah kebutaan strategis dari pihak penyerang. Mereka gagal memperhitungkan bahwa di era keterbukaan informasi, publik tidak lagi menelan narasi bulat-bulat.
Masyarakat kini menjadi juri yang aktif, dan ketika mereka melihat adanya ketidakadilan, gelombang simpati bisa berubah menjadi tsunami dukungan politik.
Baca Juga: Feri Amsari: Hukum Kini Jadi Alat Bungkam Kritik Politik
Lebih jauh, Ferry mengaku heran dengan kalkulasi politik yang tampaknya berhenti di tahap "menyerang" tanpa memikirkan dampaknya.
Ia menyebut manuver ini sebagai bumerang yang pasti akan menghantam balik dengan kekuatan yang lebih besar.
"Om misalnya pemilik partai, terus oposisi om, pioner om oposisi dapat perlakuan kaya gini, apa ga deg-degan. Makanya aku heran mengapa tidak berhitung sampai situ. Secara politis bisa jadi bumerang," tegasnya.
Yang lebih berbahaya, menurut Ferry, adalah bagaimana serangan ini berhasil membangunkan "raksasa tidur"—kelompok masyarakat yang selama ini memilih apolitis dan tidak berpihak.
Perlakuan yang dianggap telah melewati batas kewajaran memaksa mereka untuk akhirnya mengambil sikap.
"Karena pada akhirnya yang ada di sekitar kita aja, orang-orang yang dulunya bersikap benar-benar ga mau berpihak pada apapun, ujung-ujungnya pada akhirnya juga ngebela kan. karena udah di titik nadir nih," analisisnya.
Berita Terkait
-
Feri Amsari: Hukum Kini Jadi Alat Bungkam Kritik Politik
-
Bahas Kasus Tom Lembong, Deddy Corbuzier Diskakmat Ferry: Lu Bisa Kena Kapanpun!
-
Jadi Tersangka, Eks Dirut BJB Diperiksa KPK
-
Banding Diterima PN Jakpus, Tom Lembong Punya Waktu 14 Hari untuk Susun Memori Banding
-
Prabowo Blak-blakan soal Jadi Ketum Partai: Banyak Utang, Sering Dimaki-maki
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
Lebih dari 10 Negara Siap Bantu Bencana Sumatra: PM Jepang Hingga Pangeran Arab
-
Cak Imin 'Haramkan' Tepung Impor di Program Makan Gratis: Jangan Sekali-kali Pakai!
-
Beras Bantuan Kementan Rp60 Ribu Viral, KPK: Dugaan Penyimpangan Tetap Dipantau
-
Golkar: Legislator Harus Punya Kapasitas Memadai Lindungi Rakyatnya dari Bencana
-
Korban Bencana Sumatra Lampaui 1 Juta Jiwa, Pemerintah Belum Buka Pintu Bantuan Asing
-
Kompolnas dan Komisi Reformasi Polri Dalami Prosedur Pemilihan Kapolri dalam Audiensi Dua Jam
-
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, DPR Tegaskan Sanksi Tak Akan Ringan Meski Minta Maaf
-
DPR Desak Kemenhut Ungkap 12 Perusahaan Diduga Pemicu Banjir Sumatra dalam 30 Hari
-
Terungkap! Pesepeda yang Tewas Tabrak Bus TransJakarta Ternyata Vice President Sekretaris SKK Migas
-
Pemerintah Siaga Penuh Jelang Nataru 2025, Fokus Antisipasi Bencana di Tengah Pemulihan Daerah