Suara.com - Sebuah sindikat produsen oli palsu yang beroperasi di Jakarta Barat berhasil digulung polisi. Tak main-main, para pelaku menyulap oli bekas menjadi produk yang tampak baru hanya dengan menyaringnya secara manual dan mencampurnya dengan parafin, lalu mengemasnya dalam botol dan stiker yang mereka produksi sendiri agar terlihat asli.
Empat orang tersangka berinisial SK, WY, MM, dan SY kini telah diringkus. Mereka terbukti tidak hanya memalsukan isinya, tetapi juga membangun 'pabrik' mini untuk meniru kemasan merek-merek terkenal.
"Jadi mereka ini beli botol itu adalah botol sendiri. Tidak ada suplier. Mereka sudah beli alat mereka sendiri,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, di kantornya, Kamis (24/7/2025).
Kapolres menjelaskan betapa rapi dan mandirinya sindikat ini dalam beroperasi. Mereka tidak bergantung pada pihak lain untuk membuat kemasan palsu, melainkan memproduksinya sendiri untuk menekan biaya dan menjaga kerahasiaan.
"Terkait dengan stiker-stiker juga sendiri. Jadi mereka produksi sendiri. Secara manual. Mereka beli botol, tutup, dan sebagainya itu mencontoh yang aslinya,” imbuh Twedi.
Modus operandinya dimulai dengan mengumpulkan oli bekas. Oli tersebut kemudian disaring secara manual, lalu dicampur dengan cairan parafin untuk membuatnya terlihat lebih jernih dan kental, menyerupai oli baru. Cairan oplosan berbahaya inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol palsu yang sudah disiapkan.
Jaringan Pemasaran Sasar Bengkel Pinggir Jalan
Untuk menjual produk berbahayanya, sindikat ini telah membangun jaringan distribusi sendiri. Target utama mereka adalah bengkel-bengkel kecil di pinggir jalan yang tidak memiliki lisensi resmi dan cenderung mencari barang dengan harga murah.
“Untuk pengirimannya sendiri pun mereka sudah ada bagian sendiri-sendiri, mengirim ke bengkel-bengkel yang mohon maaf di pinggir jalan. Jadi memang ini harganya sangat murah dibandingkan dengan aslinya,” ucap Twedi.
Baca Juga: 4 Tersangka Produksi Oli Palsu Dibekuk, Belajar dari YouTube
Praktik ilegal ini ternyata sangat menggiurkan. Tersangka SK mengaku baru beroperasi selama dua tahun namun sudah bisa meraup keuntungan Rp 30 juta per bulan, dengan total keuntungan mencapai Rp 720 juta.
Sementara tersangka lainnya, SY, yang merupakan pemain lama, sudah menjalankan bisnis haram ini selama lima tahun. Keuntungannya pun dua kali lipat lebih besar.
“Tersangka SY menjalankan usaha ini sudah lima tahun dengan keuntungan Rp 60 juta per bulan,” ungkap Twedi.
Dari penggerebekan yang dilakukan pada 8 Juli lalu di wilayah Kembangan, polisi menyita puluhan botol oli palsu siap edar dari berbagai merek. Kini, para tersangka harus bersiap menghadapi hukuman berat.
Mereka dijerat pasal berlapis, mulai dari Undang-Undang tentang Perindustrian, Perdagangan, hingga Perlindungan Konsumen, dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun dan denda miliaran rupiah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Sempat Digigit Anjing, Mayat Bayi di Bukittinggi Tewas Termutilasi: Tubuh Terpotong 3 Bagian!
-
Bahlil 'Dihujat' di Medsos, Waketum Golkar Idrus Marham: Paradoks Demokrasi
-
Ponsel Menkeu Purbaya Kalah Jauh dari Anak Buahnya: Handphone Lu Bagus Nih
-
Nadiem Makarim Tersandung Skandal Laptop Chromebook, Begini Proses Pengadaan Barang Versi LKPP
-
Misteri Lawatan Trump ke Asia: Sinyal Kejutan dari Korut, Kim Jong Un Sudah Menanti?
-
Viral Pencurian Brutal di Lampu Merah Tanjung Priok, Sopir Pasrah Pilih Tak Keluar Truk
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
Hadirkan Cahaya Bagi Warga Sabang Aceh, Ubah Gelap Jadi Harapan Baru: Kiprah PLN Peringati HLN ke-80
-
Cuaca Ekstrem dan Suhu Panas Landa Indonesia, Waspada di Tiga Provinsi Siaga
-
Momen Langka di Kuala Lumpur, Donald Trump dan Prabowo Subianto Hadiri KTT ASEAN