Kemudian, ia akan menelepon dengan panik, mengabarkan bahwa barangnya tertahan di Bea Cukai dan meminta sejumlah uang untuk menebusnya.
Kerugiannya pun fantastis, bisa mencapai puluhan juta rupiah.
"Teman sekolah saya sendiri, saya yang dimarahi (saat menasihati). Dia (rugi) nggak kurang dari Rp50 juta hingga Rp60 juta," ungkapnya sebagai contoh nyata.
Barang Sitaan
Kemudian motif lainnya, yakni lelang barang sitaan fiktif.
Ia mengemukakan bahwa modus ini mengincar korban dengan tawaran barang-barang sitaan Bea Cukai—seperti gadget, kendaraan, atau barang mewah—dengan harga yang sangat miring.
Untuk meyakinkan korban, penipu seringkali mengklaim memiliki 'orang dalam' yang bisa mengatur kemenangan lelang.
Faktanya, jelas Nirwala, mekanisme lelang barang milik negara (termasuk sitaan Bea Cukai) dilakukan secara transparan dan terbuka melalui portal resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
"Padahal kalau orang yang mau paham, lelang itu kan sudah dilakukan secara terbuka online, mana ada orang dalam bisa masuk di situ," katanya.
Baca Juga: Bos Bea Cukai Bentuk Satgas Perangi Rokok Ilegal
Kemudian yang terakhir, yakni iming-iming titipan uang atau money laundering.
Dalam modus ini, biasanya korban tiba-tiba dihubungi oleh orang tak dikenal yang mengaku ingin menitipkan uang dalam jumlah besar dari luar negeri dan menawarkan komisi yang menggiurkan.
Sama seperti modus lainnya, skenario berujung pada kabar bahwa uang tersebut 'tertahan di Bea Cukai' karena melanggar aturan pembawaan uang tunai. Penipu lantas meminta korban mentransfer sejumlah dana sebagai 'denda' atau 'biaya administrasi'.
"Karena sudah mau dapat titipan uang nanti, terus bagi hasilnya seperti apa, orang sudah nggak berpikir sehat kan seperti itu," jelasnya.
Meski begitu, Nirwala menegaskan bahwa kunci dari semua penipuan tersebut ada pada kelihaian pelaku dalam menciptakan tekanan dan memanipulasi emosi.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu berpikir jernih, tidak mudah panik, dan melakukan verifikasi ke saluran resmi Bea Cukai jika menerima informasi yang mencurigakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan
-
Pramono Anung Bahas Peluang Siswa SDN Kalibaru 01 Cilincing Kembali Sekolah Normal Pekan Depan
-
Cuma Boleh Pegang HP 4 Jam, Siswa Sekolah Rakyat: Bosen Banget, Tapi Jadi Fokus Belajar
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Farhan Minta Warga Tak Terprovokasi Ujaran Kebencian Resbob, Polda Jabar Mulai Profiling Akun Pelaku
-
Banjir Jakarta Hari Ini: Pela Mampang dan Cilandak Terendam 60 Cm, Warga Diimbau Waspada