Suara.com - Bola panas politik kembali bergulir liar. Dugaan bahwa Partai Demokrat menjadi sutradara di balik serangan isu ijazah palsu terhadap Presiden Joko Widodo telah memicu spekulasi dan intrik di level tertinggi.
Namun, di tengah hiruk pikuk pertarungan antar-elite ini, pengamat politik Yunarto Wijaya menawarkan perspektif yang berbeda dan jauh lebih krusial.
Menurutnya, polemik ini bukanlah sekadar drama antara Jokowi dan Demokrat. Lebih dari itu, ini adalah ujian nyata pertama bagi otoritas dan kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai komandan koalisi besar yang baru saja terbentuk.
Yunarto Wijaya secara blak-blakan menyatakan bahwa validitas tuduhan terhadap Demokrat bukanlah poin terpenting. Yang menjadi sorotan utama adalah dampak dari kegaduhan ini terhadap citra kepemimpinan Prabowo.
“Tapi yang jelas kalau benar ini terjadi menurut saya yang paling jatuh adalah kewibawaan Pak Prabowo," tegas Yunarto dikutip dari Youtube Kompas TV.
Logikanya sederhana namun tajam. Jika benar ada "perang dingin" yang dimainkan oleh salah satu anggota koalisi (Demokrat) terhadap lingkaran Presiden saat ini (Jokowi), maka itu menunjukkan sebuah masalah besar.
"Ketika kemudian Pak Prabowo seakan-akan tidak bisa berbuat apa-apa antar partai koalisinya, antar tokoh-tokoh terbesar dalam koalisinya," lanjutnya.
Ini bukan sekadar konflik biasa. Ini melibatkan nama besar dua presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo, yang notabene adalah figur yang sangat dihormati oleh Prabowo.
"Apalagi ini menyangkut nama SBY dengan Pak Jokowi loh, dua orang mantan presiden yang setahu saya Pak Prabowo sangat menjaga hubungan dengan semuanya bahkan dengan Ibu Mega sekalipun walaupun masih menjadi oposisi," papar Yunarto.
Baca Juga: Bakal Bertemu PM Malaysia Anwar Ibrahim di Jakarta, Prabowo Batal ke IPDN
Pertanyaannya kemudian menjadi sangat jelas: "kenapa sih kalau betul itu terjadi... kenapa enggak diselesaikan oleh Pak Prabowo?"
Yunarto kemudian membedah situasi ini menjadi dua kemungkinan skenario yang sama-sama pelik, terutama terkait peran Jokowi yang pertama kali melempar "kode" tanpa menyebut nama.
Skenario 1: Jokowi Sedang Mengirim Pesan ke Prabowo
Jika Jokowi memang memiliki data atau prediksi yang sama dengan para relawannya—bahwa Demokrat adalah dalangnya—maka kegaduhan publik ini bisa jadi merupakan sebuah pesan politik terselubung untuk Prabowo.
Namun, ini memicu pertanyaan lanjutan. "Kalau iya pun pertanyaannya katanya hubungannya baik, kenapa tidak disampaikan saja kalau memang punya fakta?" ujar Yunarto.
Gaya komunikasi tak langsung ini bisa menandakan adanya kerikil dalam hubungan atau kalkulasi politik yang lebih rumit.
Skenario 2: Relawan Jokowi yang Terlalu Reaktif (Offside)
Kemungkinan kedua adalah Jokowi sendiri tidak bermaksud menunjuk hidung secara spesifik. Bisa jadi para relawannya, karena rasa loyalitas yang tinggi, menafsirkan petunjuk samar dari Jokowi secara berlebihan dan bergerak terlalu jauh. Ini adalah skenario yang berbahaya bagi Jokowi sendiri.
"Jangan sampai teman-teman relawan Jokowi ini karena terlalu sayang sama Jokowi, offside menafsirkan secara berlebihan sesuatu yang Pak Jokowi sendiri belum tentu bisa judge," analisis Yunarto.
Jika ini yang terjadi, dampaknya bisa merugikan. "Kalau itu yang terjadi hati-hati loh nanti Pak Jokowi akan menambah musuh di masa pensiunnya."
Pada akhirnya, semua jalan kembali bermuara pada Prabowo Subianto. Ia kini berada di posisi yang sangat dilematis.
Di satu sisi, ia harus menjaga soliditas koalisi gemuknya yang diisi oleh berbagai kekuatan politik dengan sejarah dan kepentingannya masing-masing.
Di sisi lain, ia dituntut untuk bisa menjadi penengah yang efektif dalam konflik yang melibatkan para mentor dan pendahulunya.
Tag
Berita Terkait
-
Bakal Bertemu PM Malaysia Anwar Ibrahim di Jakarta, Prabowo Batal ke IPDN
-
Demokrat Diduga Dalang di Balik Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Lama Bersemi Kembali?
-
Kesaksian Teman Jokowi di Reuni UGM: Naik Motor Sampai ke Gunung Bareng, Masih Dibilang Settingan?
-
Bukan Mulyono Tapi Wakidi, Dokter Tifa Sebut Teman Kuliah Jokowi di Reuni UGM Ternyata Calo Terminal
-
Ada SBY di Balik Isu Ijazah Palsu Jokowi? Partai Biru Jadi Kode
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Usut Kuota Khusus hingga Haji Furoda, KPK Sebut Kapusdatin BPH Saksi Penting, Apa Alasannya?
-
Kunjungi Sekolah Rakyat, Prabowo Nostalgia Zaman Akmil: Saya Dulu Satu Kamar 60 Orang
-
Kakak Hary Tanoe Melawan usai Tersangka, Ini Alasan KPK Santai Digugat Rudy Tanoesoedibjo
-
Soroti Public Speaking Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Mahfud MD Geleng-Geleng Kepala: Keliru Tuh!
-
KPK Tetapkan Status Rudy Tanoesoedibjo sebagai Tersangka Kasus Korupsi Penyaluran Bansos
-
Aksi Sadis Cucu Pemilik Kios Pecel Lele di Bogor, Nenek dan Pamannya Dibakar Hidup-hidup!
-
Mahfud MD Bongkar Alasan Sri Mulyani Nyaris Mundur: Kecewa Rumah Dijarah, Negara Tak Lindungi
-
Fadli Zon Digugat ke Pengadilan, Korban Pemerkosaan 1998 Titipkan Pesan Mendalam!
-
Sikap Rahayu Saraswati Bikin Rocky Gerung Kagum: Contoh Baru Etika Politisi
-
Gentlemen vs Drama: Perang Ucapan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil Soal Tes DNA Ulang di Singapura