Suara.com - Langit di atas kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, memerah pada Senin (28/7/2025) petang. Pasar Taman Puring terbakar.
Kepulan asap hitam pekat membubung tinggi dari Pasar Taman Puring, sebuah nama yang begitu melegenda di telinga warga Jakarta dan sekitarnya.
Kebakaran hebat yang melalap surga barang murah itu sontak memicu kepanikan, sekaligus membangkitkan kenangan akan sejarah panjang pasar ikonik ini.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menerima laporan pertama kali pada pukul 18.02 WIB.
Api dengan cepat membesar, membuat petugas harus menambah kekuatan.
Dari pengerahan awal 6 unit, total 23 unit mobil pemadam dengan 92 personel dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah yang mengamuk di bangunan-bangunan rendah pasar tersebut.
Para pedagang dan warga panik, berusaha menyelamatkan barang dagangan apa pun yang bisa diraih dari kobaran api.
Insiden ini bahkan berdampak langsung pada operasional transportasi publik.
Layanan Transjakarta koridor 13 yang melayang di dekat lokasi terpaksa dihentikan sementara karena tebalnya asap dan arah api yang membahayakan.
Baca Juga: Pasar Taman Puring Kebakaran, 6 Unit Mobil Damkar Dikerahkan: Situasi Masih Merah!
Di balik tragedi kebakaran ini, Pasar Taman Puring menyimpan profil dan sejarah yang kaya, menjadikannya lebih dari sekadar kumpulan kios.
Ia adalah simbol resiliensi ekonomi dan denyut nadi gaya hidup sebagian warga ibu kota.
Dari Pasar Loak Korban Krismon menjadi Ikon Sepatu Murah
Jauh sebelum dikenal sebagai pusat sepatu KW (kualitas super) dan barang fesyen terjangkau, kawasan Taman Puring memiliki riwayat yang berlapis.
Sejarahnya dimulai sekitar tahun 1960-an sebagai pangkalan oplet dan tempat mangkal para pedagang pikulan.
Baru pada tahun 1983, Gubernur DKI Jakarta saat itu meresmikan sebagian area untuk menampung para pedagang barang bekas di Jakarta Selatan.
Namun, titik balik yang membentuk karakter Pasar Taman Puring seperti sekarang terjadi pada era krisis moneter (krismon) 1997-1998.
Di tengah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, Pemerintah Kota Jakarta Selatan menyediakan tenda-tenda sementara di area taman bagi warga yang kehilangan pekerjaan untuk mencari nafkah.
Mereka hanya diizinkan berdagang pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga melahirkan sebutan "Pasar Tunggu" (Sabtu-Minggu).
Seiring waktu, para pedagang ini "meluber" dan menutupi hampir seluruh area taman, hingga akhirnya direlokasi dan ditata menjadi bangunan yang lebih modern.
Sejak itulah, reputasi Taman Puring sebagai pusat penjualan sepatu murah, baik yang orisinal sisa pabrik (di masa lalu) maupun replika, mulai terbangun.
Tak hanya sepatu, pasar ini menjadi surga bagi pemburu tas, jam tangan, pakaian olahraga, hingga suku cadang mobil dengan harga miring.
Daya Tarik yang Tak Lekang oleh Waktu
Meskipun digempur oleh kemudahan belanja online, pesona Taman Puring tak sepenuhnya pudar.
Bagi banyak orang, terutama kalangan muda dan mereka yang memiliki bujet terbatas, pasar ini menawarkan sensasi berburu yang tidak bisa diberikan oleh e-commerce.
Kemampuan untuk menawar harga dan memeriksa kualitas barang secara langsung menjadi daya tarik utamanya.
Pasar yang berlokasi strategis di Jalan Kyai Maja, dekat dengan sentra bisnis dan hiburan seperti Blok M dan Gandaria, membuatnya mudah dijangkau.
Ia menjadi semacam antitesis dari mal-mal mewah yang mengelilinginya, menawarkan alternatif bagi mereka yang ingin tetap bergaya tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
Kebakaran yang terjadi hari ini bukan hanya melenyapkan kios dan barang dagangan.
Peristiwa ini melukai sebuah ikon budaya dan ekonomi Jakarta, sebuah tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup ribuan orang, dari para pedagang yang berjuang menyambung hidup hingga para pembeli yang mencari kebahagiaan sederhana lewat sepasang sepatu baru.
Saat api berhasil dipadamkan, yang tersisa bukan hanya puing arang, tetapi juga pertanyaan tentang masa depan surga barang murah yang legendaris ini.
Tag
Berita Terkait
-
Pasar Taman Puring Kebakaran, 6 Unit Mobil Damkar Dikerahkan: Situasi Masih Merah!
-
Tergiur Lowongan Kerja, Wanita Ini Justru Kehilangan Motor: Ini Modus Penipuannya
-
Drama di Ruang Sidang, Nikita Mirzani Acungkan Jari Tengah ke Pendukung Reza Gladys
-
Nikita Mirzani Tampil Cetar Membahana di Sidang TPPU: Ini Alasannya
-
Bekingi Situs Judol: Rajo Emirsyah Dituntut 15 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota