Suara.com - Ahli forensik digital Rismon Hasiholan Sianipar yang vokal dalam mempertanyakan keaslian ijazah milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menanggapi pernyataan Josua M Sinambela, ahli forensik digital yang membela pihak Jokowi.
Sebelumnya, Josua Sinambela menuding jika ijazah milik Rismon Sianipar dari Universitas Yamaguchi di Jepang adalah palsu. Selain itu, ia juga mengklaim dirinya sebagai pakar forensik terhebat di dunia dan menyebut bahwa dokumen analog hanya bisa dianalisa secara analog.
Jejak digital mengungkap bahwa Josua Sinambela juga sempat membongkar kebohonga Roy Suryo Cs pada awal Juni 2025.
Namun kini, Rismon Sianipar angkat bicara dan memberikan sejumlah kasus tingkat internasional yang diselesaikan menggunakan analisis forensik digital.
Hal itu dibeberkannya melalui akun X resminya @Sianipar Rismon. Ia memberikan setidaknya lima insiden besar dunia yang menggunakan teknik forensik digital.
"Selain kasus ijazah Jokowi, 5 kasus besar dunia, digital forensics buktikan dokumen analog palsu," cuit Rismon Sianipar.
Salah satu kasus yang paling populer adalah Hitler Diaries pada 1983. Rismon Sianipar menjelaskan bahwa teknik forensik digital digunakan untuk mengungkap pemalsuan dokumen analog yang diklaim sebagai buku harian asli Adolf Hitler.
"Salah satu teknik utama adalah image forensics berbasis pemindaian resolusi tinggi, yang memungkinkan para ahli menganalisis dengan sangat rinci elemen-elemen fisik seperti jenis tinta, kualitas kertas, dan pola penulisan. Dengan menggunakan digital microscopy dan spectral imaging, mereka mendeteksi bahwa tinta dalam buku tersebut mengandung bahan kimia modern yang belum tersedia pada era 1940-an," jelas Rismon Sianipar.
Selain itu, kasus internasional lainnya yang menggunakan teknik digital forensik adalah Kilian Documents pada 2004 yang berfokus pada analisis tipografi digital untuk membuktikan bahwa dokumen-dokumen yang diklaim berasal dari tahun 1970-an adalah hasil pemalsuan modern.
Baca Juga: Buni Yani Comeback: Dulu Sukses Penjarakan Ahok, Kini Ikutan 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi, Siapa Dia?
"Selain itu, forensik digital juga digunakan untuk menganalisis struktur dan posisi karakter, seperti tinggi huruf, jarak antar karakter, dan alignment teks secara digital," sambung Rismon Sianipar.
Tak hanya itu, teknik serupa juga digunakan dalam kasus The Zinoviev Letter Hoax untuk meninjau ulang keaslian dokumen politik yang pertama kali muncul pada 1924. Surat tersebut rupanya sempat diterbitkan oleh pers Inggris menjelang pemilu dan memicu krisis politik besar.
Menurut Rismon Sianipar dalam kasus tersebut, walaupun dokumen aslinya bersifat analog, namun salinannya dianalisis secara digital menggunakan pemindaian resolusi tinggi dan optical character recognition (OCR) untuk mengonversi teks ke format yang dapat dianalisis komputer.
Adapun dua kasus global lainnya yang dianalisis menggunakan forensik digital adalah The Protocols of the Elders of Zion dan Declaration of Independence Copy Hoax.
Pada kasus pertama, teknik forensik digital digunakan untuk membuktikan bahwa dokumen tersebut adalah hasil plagiarisme dan fabrikasi politik. Meskipun dokumen aslinya bersifat analog dan muncul pada akhir abad ke-19 di Rusia, tetapi peneliti kontemporer memindainya menggunakan OCR untuk mengubah isi dokumen menjadi teks digital.
Sedangkan pada kasus kedua, forensik digital digunakan untuk menentukan keaslian dokumen analog yang diklaim sebagai salinan asli dari tahun 1776, di mana teknik yang digunakan adalah hyperspectral imaging yang dapat mengungkap karakteristik fisik tersembunyi dalam dokumen, seperti komposisi kimia tinta dan kertas hingga perubahan mikroskopis akibat penuaan alami.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045