Suara.com - Penyelidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akhirnya membeberkan penyebab kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan.
Arya Daru yang ditemukan tewas dengan wajah terlilit lakban di dalam kamar kosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 lalu, dinyatakan mati bunuh diri.
Kesimpulan ini didapat setelah tim melakukan serangkaian penyelidikan mulai dari melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa saksi, hingga mengautopsi jasad korban.
"Dari hasil serangkaian penyelidikan saksi-saksi, barang bukti, serta didukung investigasi ilmiah, keterangan para ahli, kami menyimpulan Arya Daru Pangayunan meninggal tanpa ada keterlibatan pihak lain," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).
Sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara melilit lakban di wajah, Arya disebut mencoba bunuh diri dengan cara melompat dari rooftop gedung Kementerian Luar Negeri, namun gagal.
Keinginan bunuh diri dalam diri Arya Daru sudah ada sejak tahun 2013 lalu. Berdasarkan hasil forensik digital terhadap ponsel milik korban, polisi menemukan Daru sempat menghubungi badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri.
Pesan itu dikirim dalam dua segmen. Pesan pertama dikirim pada Juni-Juli 2013. Isi pesan itu terkait alasan dan keinginannya untuk bunuh diri. Arya kemudian mengirimkan pesan soal keinginannya bunuh diri pada Oktober 2021.
Kehidupan Arya Daru di 2013
Di tahun 2013, Arya Daru menetap di Yangon, Myanmar. Saat itu dia bekerja sebagai local staff di KBRI Yangon sejak Juni 2011, setamat kuliah di jurusan Hubungan Internasional UGM.
Baca Juga: Kepala Terlilit Lakban, Kenapa Polisi Yakin Diplomat Arya Bunuh Diri? Ini 4 Alasan Kunci
Dikutip dari blog pribadinya, Arya Daru mendaftar sebagai local staff setelah gagal lulus mengikuti tes CPNS Kementerian Luar Negeri di tahun 2010.
"Saya sejak SMA ingin sekali menjadi diplomat. Ketika lulus kuliah dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, saya mencoba untuk ikut tes penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Pejabat Diplomatik-Konsuler (PDK) tahun 2010 di Kementerian Luar Negeri RI namun gagal. Walaupun belum diterima sebagai diplomat, saya mencari cara lain untuk dapat bekerja di luar negeri," tulisnya.
Itulah alasan mengapa ia akhirnya mendaftar sebagai local staff. Setelah mengikuti serangkaian tes, Arya Daru diterima di KBRI Yangon, Myanmar. Menurutnya ketika itu Myanmar sedang dalam proses reformasi sehingga pekerjaan cukup banyak.
"Pekerjaan saya meliputi pembuatan laporan mingguan, pengumpulan berita politik Myanmar, dan menerjemahkan berita. Saya bekerja dengan seorang LS Fungsi Politik orang Myanmar bernama Ma Thandar. Tugas beliau adalah mengumpulkan berita Bahasa Myanmar dan menerjemahkannya ke Bahasa Inggris, saya kemudian menerjemahkan lagi ke Bahasa Indonesia. Gaji? Lumayan banget kok, Dolar cuy! Hahaha....," tulis Arya Daru.
Di tahun 2012, Arya Daru kembali mencoba mendaftar CPNS Kementerian Luar Negeri dengan mengirimkan lamaran melalui kantor pos Myanmar jauh sebelum deadline. Sayangnya upayanya menjadi diplomat kembali gagal.
"Ternyata berkas tidak diterima oleh panitia. Saya cukup kecewa ketika itu," tulis Arya Daru mengungkapkan kekecewaannya ketika itu.
Berita Terkait
-
Kepala Terlilit Lakban, Kenapa Polisi Yakin Diplomat Arya Bunuh Diri? Ini 4 Alasan Kunci
-
Polisi Beber Bukti, Kenapa Netizen Masih Tak Percaya Arya Daru Bunuh Diri?
-
Kasus Ditutup tapi Ponsel Arya Daru Masih Hilang: Inikah 'Kotak Hitam' Sebenarnya?
-
Ikut Diperiksa Polisi, Siapa Vara? Wanita yang Temani Arya Daru Belanja di GI Sebelum Tewas
-
Jejak Digital Ungkap Arya Daru Ingin Bunuh Diri saat Lihat Gedung Tinggi dan Pantai
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri