Suara.com - Di tengah meningkatnya kebutuhan energi dan kekhawatiran atas pencemaran lingkungan, limbah peternakan menjadi salah satu penyumbang emisi metana terbesar yang belum banyak ditangani secara serius.
Ribuan ekor sapi perah di Indonesia menghasilkan limbah setiap hari yang berpotensi mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar.
Namun, langkah berbeda diambil oleh PT Greenfields Dairy Indonesia, yang meresmikan reaktor biogas terbesar di sektor peternakan sapi perah Indonesia, berkapasitas 12.000 m³, di Blitar, Jawa Timur.
Fasilitas ini mampu mengelola limbah dari 10.000 ekor sapi per hari, dan mengubahnya menjadi energi terbarukan dalam bentuk gas metana, yang bisa menghasilkan listrik hingga 15.800 kilowatt-jam per hari.
“Ini bukan hanya tentang energi, tapi tentang keberlanjutan peternakan dan pertanian Indonesia,” kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam keterangannya baru-baru ini.
Ia menyebut inisiatif ini sebagai langkah nyata menuju transformasi pertanian rendah emisi, sekaligus bagian dari strategi ketahanan energi dan pangan nasional.
CEO Greenfields Indonesia, Akhil Chandra, menambahkan bahwa fasilitas ini adalah bagian dari visi besar mereka, yaitu "Greenfields Farming Philosophy".
Selain menghasilkan energi, sistem ini juga memproduksi pupuk organik cair yang digunakan untuk tanaman pakan sapi dan budidaya kopi lokal, sekaligus mendorong pertanian sirkular di komunitas sekitar.
Teknologi biodigester yang digunakan juga membuka peluang untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber karbon kredit, memperkuat posisi Indonesia di pasar karbon global.
Baca Juga: Efek Prabowo-Trump: Indonesia Siap Impor LPG, BBM, dan Minyak Mentah Ratusan Triliun dari AS!
Langkah mereka ini diharapkan menjadi model praktik peternakan modern yang tak hanya efisien secara produksi, tapi juga bertanggung jawab secara lingkungan.
Perusahaan ini menyatakan komitmennya untuk terus mendorong kolaborasi lintas sektor agar limbah tak lagi jadi beban, melainkan sumber daya berkelanjutan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan masa depan bumi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
Terkini
-
Kagetnya Roy Suryo Usai Lihat LP di Polda Metro Jaya: Ternyata Jokowi Dalang Pelapor
-
KPK 'Obok-obok' Tiga Lokasi, Buru Bukti Fee Proyek Bupati Lampung Tengah
-
Api di Kramat Jati: Saat Ratusan Kios Jadi Abu dan Harapan Pedagang Diuji?
-
7 Fakta Panas Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi, dari Adu Tuntutan Hingga Narasi Sesat
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Bantuan Logistik Kementan-Bapanas Tiba di Belawan, Bobby Nasution: Penyemangat Pascabencana di Sumut
-
TelkomGroup Percepat Recovery BTS di Lokasi Bencana Sumatra, Kerahkan Seluruh Kemampuan
-
PPATK Rilis Indeks APUPPT: Penegakan Hukum Tak Cukup Tangkap Pelaku, Aliran Dana Harus Ditelusuri
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
-
9 Fakta Terkini Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati: Dugaan Sumber Api Hingga Kerugian Rp10 Miliar