Suara.com - Harga tinggi, efisiensi rendah, dan daya tahan yang belum stabil masih menjadi tantangan utama pengembangan teknologi sel surya di Indonesia.
Padahal, kebutuhan akan energi bersih dan terjangkau terus meningkat seiring krisis iklim dan tekanan transisi energi global.
Menjawab tantangan itu, para peneliti dari BRIN dan sejumlah institusi internasional memaparkan solusi berbasis riset material terbaru dalam Webinar SISTEM 2025.
Di forum ilmiah yang digelar oleh Kelompok Riset Advanced Photovoltaic and Functional Electronic Devices (APFED), mereka berbagi inovasi material yang dapat meningkatkan performa sekaligus menekan biaya produksi sel surya.
Dalam seri keempat webinar bertema “Advanced Materials for Solar Cell Devices”, para peneliti membahas pendekatan baru dalam pemanfaatan bahan-bahan canggih untuk memperkuat kinerja perangkat energi surya.
Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN, Yusuf Nur Wijayanto, menyebut acara ini sebagai ruang kolaboratif bagi para ilmuwan untuk berbagi pengetahuan dan memperluas kerja sama riset yang lebih luas, baik di internal BRIN maupun dengan pihak eksternal.
Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Kimia BRIN, Mario Leonardus, memaparkan tantangan komersialisasi panel surya perovskite yang terkait dengan ketersediaan hole-transporting materials (HTM).
Menurutnya, porfirin bifungsional seperti SM-OMe yang mengandung gugus metoksi, berpotensi meningkatkan efisiensi sekaligus menurunkan biaya produksi, terutama untuk jenis sel surya perovskite anorganik.
Sementara itu, Drajad Satrio Utomo dari King Abdullah University of Science and Technology menjelaskan riset yang fokus pada peningkatan efisiensi dan stabilitas sel surya melalui rekayasa ligan.
Baca Juga: CORE: Hilirisasi Bukan Hanya Ekonomi, Tapi Tanggung Jawab Sosial
Dengan mengatasi kerugian antarmuka tersembunyi (buried interface losses), strategi ini diyakini mampu meningkatkan performa sel surya dalam jangka panjang.
Peneliti dari PRE BRIN, Nunik Nurhayati, mengangkat isu mahalnya penggunaan platinum (Pt) dalam teknologi dye-sensitized solar cells (DSSCs).
Ia dan timnya mengembangkan material alternatif yang lebih murah dan stabil, seperti polyoxometalate, sebagai dopan untuk elektroda Pt. Hasil awal menunjukkan waktu transport elektron yang lebih cepat, yang menandakan efisiensi transfer muatan yang lebih tinggi.
Melalui berbagai pendekatan ini, BRIN menegaskan peran strategisnya dalam mendorong teknologi energi surya yang tidak hanya canggih, tapi juga terjangkau dan relevan dengan kebutuhan Indonesia. Inovasi-inovasi ini membuka peluang baru menuju kemandirian energi dan transisi menuju masa depan yang lebih hijau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?
-
Mendagri Tito Minta Pemda Segera Lakukan Sinkronisasi Program, Agar Tak Boros Anggaran
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat