Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan, lembaga legislatif sudah mendapat informasi calon wakil kepala Polri atau wakapolri telah diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Hal tersebut setidaknya memberikan pembaruan, atas teka-teki mengenai siapa yang akan menduduki kursi nomor dua di Korps Bhayangkara.
Posisi wakapolri sampai kini masih kosong, setelah Komjen Ahmad Dofiri memasuki masa purnatugas.
Dasco mengatakan, pergantian wakapolri tersebut sudah menunggu satu langkah final, yakni tanda tangan Presiden Prabowo.
Calon wakapolri itu sendiri diajukan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada Presiden Prabowo.
Menurut Dasco, prosesnya kini hanya terhambat oleh padatnya agenda kerja kepala negara.
"Setahu saya sudah diajukan, ini karena presiden kemarin banyak kegiatan, bukan hanya soal Polri, ada beberapa posisi eselon I juga SK-nya belum selesai," ucap Dasco, Rabu (30/7/2025).
Politikus senior Partai Gerindra ini menegaskan, tidak ada lagi proses seleksi atau pertimbangan lebih lanjut di internal Polri.
Bola panas kini sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo.
Baca Juga: Eks Wakapolri Ragukan Hasil Penyelidikan Arya Daru, Ini Alasannya
Dasco pun enggan berspekulasi mengenai kapan pengumuman resmi akan dilakukan, menyerahkan sepenuhnya pada prerogatif presiden.
"Tidak ada target-target, tergantung presiden saja. Kalau sudah waktunya teken, ya teken," tandasnya.
Canda Kapolri dan Sinyal Dua Calon Kuat
Sebelum konfirmasi dari Dasco, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sendiri telah memberikan sinyal menarik terkait suksesi di tubuh Polri.
Dalam sebuah momen santai, Sigit sempat berkelakar mengenai sosok pengganti Komjen Ahmad Dofiri.
Momen tersebut terjadi usai penutupan Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis Kapolri Cup 2025 di GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Minggu, 6 Juli 2025.
Saat dicecar awak media mengenai calon Wakapolri, Sigit dengan santai menunjuk ke arah jajaran perwira tinggi yang berdiri di belakangnya.
"Ini Wakapolri pilih nih," ujar Sigit sambil tersenyum, mengarahkan telunjuknya ke beberapa jenderal bintang tiga.
Dua nama yang paling menonjol dan berada di dekat Kapolri saat itu adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Syahar Diantono, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Fadil Imran.
Candaan Kapolri ini sontak ditafsirkan publik sebagai sinyal kuat mengenai dua kandidat utama yang berpotensi mendampinginya.
Meski begitu, Sigit menegaskan bahwa proses formal tetap harus dijalankan sesuai prosedur, yaitu melalui konsultasi dengan Presiden.
"Nanti dikonsultasikan. Iya (dikonsultasikan ke Presiden)," katanya singkat saat itu.
Siapa Berpeluang? Syahar Diantono atau Fadil Imran?
Sinyal dari Kapolri membuat bursa calon Wakapolri semakin mengerucut pada dua nama besar. Komjen Syahar Diantono, sebagai Kabaintelkam, memegang salah satu posisi paling strategis di Polri.
Ia bertanggung jawab atas deteksi dini dan intelijen keamanan, sebuah peran vital yang membutuhkan kecermatan dan jejaring yang kuat. Latar belakangnya di bidang intelijen dianggap sebagai modal penting untuk posisi Wakapolri.
Sementara itu, Komjen Fadil Imran adalah figur yang sangat dikenal publik. Jabatannya sebagai Kabaharkam menempatkannya sebagai penanggung jawab pemeliharaan keamanan dan ketertiban di seluruh negeri.
Namanya semakin melambung saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, di mana ia kerap tampil di depan publik menangani berbagai kasus besar di ibu kota.
Pengalaman teritorial dan kemampuannya dalam manajemen keamanan skala besar menjadi nilai jual utamanya.
Siapapun yang akan dipilih oleh Presiden Prabowo, posisi Wakapolri memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas dan efektivitas institusi Polri.
Ia tidak hanya menjadi pendamping Kapolri dalam tugas operasional harian, tetapi juga terlibat dalam perumusan kebijakan strategis dan pengawasan internal.
Percepatan penunjukan ini dinilai penting untuk memastikan roda organisasi Polri terus berjalan solid tanpa ada kekosongan kepemimpinan yang berlarut-larut.
Berita Terkait
-
Eks Wakapolri Ragukan Hasil Penyelidikan Arya Daru, Ini Alasannya
-
Makan Malam di Kertanegara, Bahas Apa Prabowo dan Anwar Ibrahim?
-
Prabowo Sambut PM Malaysia di Istana Merdeka
-
Wacana Pilkada Tak Langsung Mengemuka Lagi, DPR dan Parpol Mulai Simulasi
-
Keracunan Massal Buka Borok Sistem MBG, DPR: BGN Jangan Duduk Saja!
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
75 Persen Bansos Triwulan III Sudah Tersalur, Mensos Akui Masih Ada Bantuan Nyangkut!
-
YLBHI Ingatkan Prabowo: Calon Kapolri Baru Harus Jaga Independensi, Bukan Alat Politik atau Bisnis!
-
KPK Akui Periksa Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Haji Soal Uhud Tour Miliknya
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur