Suara.com - Polemik lawas seputar dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membara dan menjadi bola panas yang menggelinding liar.
Analis politik dan militer dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, secara tajam menguliti isu ini bukan sekadar dendam politik, melainkan sebuah pertarungan fundamental yang menyangkut integritas bangsa dan konstitusi.
Dalam analisisnya di podcast Forum Keadilan TV, Ginting menyebut isu ini telah berevolusi menjadi sebuah perjuangan moral. Ia bahkan menyoroti manuver Istana yang justru memantik spekulasi lebih dalam.
Menurutnya, pihak yang pertama kali menggulirkan narasi adanya "tokoh besar" di balik polemik ini adalah Jokowi sendiri, yang kemudian diamplifikasi oleh para pendukungnya. Bagi Ginting, ini adalah taktik usang untuk mengalihkan perhatian publik dari substansi persoalan.
"Perlawanan terhadap Jokowi dalam dugaan ijazah palsu ini adalah perjuangan moral yang harus didukung seluruh elemen bangsa," tegas Ginting.
Saking seriusnya ia memandang masalah ini, Ginting menyarankan langkah-langkah drastis untuk membuktikan kebenaran. "Jika perlu, gunakan lie detector untuk Jokowi dan periksa kejiwaannya," cetusnya, menggarisbawahi potensi kebohongan publik yang dapat meruntuhkan sendi-sendi negara.
Potensi Efek Domino dan Kepanikan Istana
Lebih jauh, Selamat Ginting memprediksi adanya efek domino politik yang dahsyat jika tuduhan ijazah palsu ini terbukti kebenarannya. Menurutnya, dampaknya tidak akan berhenti pada Jokowi seorang, melainkan akan merembet ke seluruh gerbong kekuasaannya.
"Jika ijazah terbukti palsu, ini akan berdampak pada gerbong Jokowi, termasuk pemakzulan Gibran dan posisi orang-orangnya di kementerian dan komisaris," prediksi Ginting.
Baca Juga: Langkah 'Dewa' Prabowo Guncang Politik: Tom Lembong Bebas, Hasto Dapat Amnesti!
Pernyataan ini mengindikasikan potensi guncangan hebat dalam struktur kekuasaan yang telah dibangun selama satu dekade terakhir. Ginting juga melihat adanya tanda-tanda kepanikan dari pihak Jokowi.
Ia mengkritik keras penggunaan almamater, Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai tameng politik. Reuni yang terkesan dadakan dinilainya sebagai upaya membentengi diri dari masalah personal. "Jokowi menggunakan institusi kampus (UGM) untuk membentengi dirinya terkait masalah pribadi dengan mengadakan reuni," ujarnya.
"Jokowi terlihat panik dengan menuding pihak lain dan menyatukan isu ijazah palsu dengan pemakzulan Gibran," tambah Ginting.
SBY Kena Sentil: Dituding Lakukan Pembiaran Sejak 2005
Salah satu sorotan paling tajam dari Ginting ditujukan kepada Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ginting menantang Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu untuk tidak lagi bungkam, terutama setelah kubu Jokowi seolah menuding adanya keterlibatan tokoh dari era pemerintahannya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta