Akibatnya, pihak sekolah saat ini mengalami kekurangan lima guru dari kebutuhan total sebanyak 20 orang.
"Empat guru yang mundur itu adalah guru BK, Ekonomi, IPS, dan Pendidikan Agama Islam. Alasannya karena lokasi penugasan yang jauh dari tempat tinggal. Ada juga yang mengatakan terhalang izin dari orang tua saat kami konfirmasi langsung," kata Asri.
Ia menyebut guru-guru yang mengundurkan diri mayoritas berasal dari luar provinsi, seperti Pulau Jawa.
Pihak sekolah tidak mengetahui secara rinci mekanisme penempatan guru karena seluruh proses rekrutmen dilakukan langsung oleh pemerintah pusat.
"Kami hanya menerima guru-guru yang sudah dinyatakan lulus. Kalau ada kekosongan, kami langsung laporkan ke kementerian. Bahkan saat tim dari inspektorat datang, kami sudah sampaikan kekurangan tenaga guru dan mengajukan penggantinya," jelas Asri.
Sekolah Rakyat merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial yang menyasar daerah-daerah miskin dan terpencil. Di Sulawesi Selatan, sekolah ini tersebar di 15 titik dengan total murid mencapai 1.750 siswa tingkat SMP.
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan ada sekitar 143 guru sekolah rakyat yang lolos seleksi tidak memenuhi panggilan tugas.
Gus Ipul, panggilan akrabnya, mengatakan seluruh posisi yang ditinggalkan telah digantikan sesuai prosedur tanpa mengganggu proses pembelajaran.
"143 dari 1.469 guru yang dinyatakan diterima (9,7 persen), tidak memenuhi panggilan dan menyatakan mundur melalui aplikasi CASN BKN. Jumlah yang sama, 143 guru juga telah diterima sebagai pengganti yang mundur," kata Gus Ipul dalam laman Kementerian Sosial (Kemensos).
Baca Juga: Perubahan Syarat Bantuan Insentif Guru Non-ASN dan Ketentuan Pencairan via Rekening
Alasan para guru tidak memenuhi panggilan lantaran penempatan formasi guru di daerah. Selain itu para guru tersebut juga melakukannya karena faktor penempatan tugas yang jauh dari domisili asal.
Kendati demikian Gus Ipul mengaku tetap menghargai keputusan para guru yang tidak memenuhi panggilan.
"Kami tetap menghormati dan menghargai mereka yang tidak memenuhi panggilan atau mengajar di tempat lain. Sementara hal lain kami serahkan sepenuhnya keBKN," sebutnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru