Suara.com - Istana melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pihaknya maupun Presiden Prabowo Subianto belum mendengar perihal polemik program kredit rumah prajurit di masa Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Diketahui program kredit rumah yang dikelola oleh Badan Pengelola Tabungan Wajib Perumahan (BP TWP) tersebut mewajibkan KPR untuk prajurit. Belakangan diketahui proyek tersebut mangkrak.
Dudung sendiri mengaku sudah melaporkan persoalan tersebut kepada Prabowo, tepatnya pada 15 Oktober 2024, saat Prabowo memanggil sejumlah tokoh ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta, termasuk Dudung.
Sebelum bertemu Prabowo, Dudung mengaku mendapat bisikan dari ajudan Prabowo, Letkol Teddy Wijaya. Dudung diminta bersiap menjelaskan soal kredit rumah prajurit BP TWP.
Dudung saat itu mengaku malu persoalan ini telah sampai ke telinga Prabowo. Namun, setelah memberikan penjelasan langsung, ia mengklaim Prabowo telah memaklumi.
"Saya percaya Pak Dudung," kata Dudung, yang kini menjabat Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional, menirukan perkataan Prabowo saat itu.
Tetapi saat dikonfirmasi ke pihak Istana, apakah memang persoalan tersebut sudah sampai ke telinga Prabowo? Mensesneg Prasetyo menegaskan belum.
"Belum," kata Prasetyo di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Sementara itu, ditanya perihal pengakuan Dudung yang sudah melaporkan langsung kepada Prabowo, Prasetyo menegaskan hal serupa.
Baca Juga: 3 Catatan Merah ICW ke Prabowo Usai Beri Amnesti-Abolisi: Hukum Itu Ditegakkan untuk Keadilan Pak
"Belum, aku belum denger juga. Belum monitor," kata Prasetyo.
Meski begitu, Prasetyo memastikan pemerintah akan menindaklanjuti permasalahan kredit rumah prajurit bila memang ada laporan.
"Pasti kalau ada laporan masuk pasti akan kita cek seperti apa permasalahan," kata Prasetyo.
Berita Terkait
-
Skenario Anies Baswedan Jika Gabung Kabinet Prabowo, Refly Harun Ungkap Misi Gantikan Gibran
-
Mengapa Ambisi Prabowo Soal 100 Persen Energi Terbarukan Saja Tak Cukup? IESR Dorong Hal Ini
-
PDIP Main Dua Kaki? Ogah Masuk Kabinet Prabowo, Tapi Juga Tolak Jadi Oposisi
-
3 Catatan Merah ICW ke Prabowo Usai Beri Amnesti-Abolisi: Hukum Itu Ditegakkan untuk Keadilan Pak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO