Suara.com - Spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto berada di bawah bayang-bayang atau bahkan "dikendalikan" oleh Joko Widodo (Jokowi) terus menjadi perbincangan panas.
Narasi ini semakin menguat seiring mengemukanya isu hukum yang menjerat figur-figur kritis terhadap Jokowi, seperti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Namun, anggapan tersebut dibantah telak oleh analis politik kawakan, M. Qodari. Ia menilai cara pandang tersebut tidak hanya keliru, tetapi juga menunjukkan ketidakpahaman mendasar terhadap hukum dan politik tata negara.
Qodari secara spesifik membedah kasus Hasto untuk mematahkan logika bahwa proses hukumnya adalah pesanan atau terkait perseteruan personal dengan Jokowi.
"Ini kan urusan hukum. Proses hukum Hasto itu dikait-kaitkan dengan perseteruan dengan Pak Jokowi kan begitu kan?" ujar Qodari, sebelum meluruskan akar permasalahannya dikutip dari Youtube Cokro TV.
Menurutnya, kasus Hasto yang kini ditangani penegak hukum sama sekali tidak berhubungan dengan kritik atau serangan verbal Hasto kepada Jokowi.
"Yang ada ini kan proses hukum dan ingat proses hukumnya itu urusannya bukan berkaitan dengan penghinaan Mas Hasto kepada Pak Jokowi. Bukan. Bukan. Bukan soal Mas Hasto menuding Pak Jokowi ijazah palsu. Bukan. Itu Roy Suryo," tegasnya.
Ia mengingatkan publik bahwa kasus yang menjerat Hasto adalah murni persoalan hukum yaitu kasus suap terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan dalam rangka PAW Harun Masiku yang tidak ada kaitan dengan Jokowi.
Lebih jauh, Qodari juga menyoroti narasi "perseteruan" yang menurutnya seringkali berjalan satu arah. Ia menantang publik untuk melihat fakta bahwa serangan verbal lebih sering datang dari Hasto, sementara Jokowi tidak pernah menunjukkan sikap serupa.
Baca Juga: Prabowo Tinggalkan Jokowi Gara-Gara Hasto dan Tom Lembong? Qodari: Logika Keliru
"Ya walaupun saya nanya begini, Pak emangnya Pak Jokowi merasa musuhan dengan Pak Hasto. Saya selama ini enggak pernah ngelihat tuh ada pernyataan Pak Jokowi yang apa namanya menjelek-jelekkan atau menyerang-nyerang Pak Hasto. Enggak ada tuh. Kalau Hasto menyerang Jokowi iya banyak," ungkapnya.
Ia menambahkan, perasaan benci yang diekspresikan satu pihak tidak otomatis berarti pihak lain merasakan hal yang sama.
"Jadi jangan dianggap kalau Mas Hasto nyerang Pak Jokowi ya bahkan dengan ekspresi emosi yang negatif dan kentara maka perasaan yang sama ada pada Pak Jokowi kepada Mas Hasto, belum tentu gitu loh," ujarnya.
Puncak dari analisis tajam Qodari adalah sentilannya kepada pihak-pihak yang masih percaya bahwa Prabowo akan menjadi "boneka" Jokowi.
Ia menyebut bahwa setelah Jokowi lengser dari kursi kepresidenan, pengaruh politik formalnya akan hilang. Menganggap pengaruh itu akan tetap sama kuatnya adalah sebuah kekeliruan fatal dalam memahami politik.
"Kalaupun masih dikaitkan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi sudah enggak presiden lagi, sudah enggak punya pengaruh politik," jelas Qodari.
Berita Terkait
-
Prabowo Tinggalkan Jokowi Gara-Gara Hasto dan Tom Lembong? Qodari: Logika Keliru
-
Pandji Pragiwaksono Mendadak Puji Kebijakan Presiden Prabowo, Netizen: Bismillah CEO BUMN
-
Prabowo Pimpin Langsung Sidang Kabinet, Evaluasi 10 Bulan Pemerintahan
-
Relawan Jokowi Kebal Hukum? Terpidana Bebas Berkeliaran, Pakar Desak KPK Turun Tangan
-
Hotman Paris Minta Prabowo Bebaskan 8 Importir Gula usai Tom Lembong, Reaksi Kejagung Mengejutkan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka