Suara.com - Sebuah kisah yang terasa seperti lelucon paling absurd namun nyata terjadi di Pekalongan. Seorang tukang jahit sederhana bernama Slamet tiba-tiba ditimpa "durian runtuh" dalam bentuk tagihan pajak senilai Rp 28 Miliar.
Padahal, untuk makan sehari-hari saja ia harus berjuang, dan rumah pun masih mengontrak.
Kisah viral ini bukan sekadar cerita lucu, melainkan sebuah mimpi buruk yang bisa menimpa siapa saja.
Ini adalah alarm keras tentang bahaya pencurian data pribadi. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Berikut adalah 6 fakta paling mengejutkan di balik kasus ini.
Slamet, tukang jahit asal Pekalongan, hanya bisa pasrah saat menerima surat tagihan pajak yang mustahil.
1. Angka Tagihan yang Absurd: Rp 28.166.419.004
Fakta pertama adalah angka itu sendiri. Bayangkan, seorang tukang jahit dengan penghasilan tidak menentu tiba-tiba menerima Surat Tagihan Pajak (STP) dengan nilai Rp 28,1 Miliar.
Angka ini cukup untuk membeli puluhan rumah mewah, bukan sesuatu yang bisa dibayangkan oleh seseorang yang bahkan tidak memiliki rumah sendiri.
"Syok, kaget sekali," ujar Slamet. Tentu saja, siapa yang tidak akan syok?
Baca Juga: 5 Fakta Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Padahal Tinggal di Gang Sempit!
2. Realita Hidup yang Jauh dari Kemewahan
Kontras antara tagihan dan realita hidup Slamet adalah inti dari ironi ini. Ia adalah seorang tukang jahit biasa di Pekalongan.
Ia tidak memiliki perusahaan, tidak punya aset miliaran, bahkan tempat tinggalnya pun masih berstatus kontrak.
Kehidupannya yang sederhana membuat tagihan pajak fantastis tersebut menjadi sebuah misteri besar yang menakutkan.
3. Misteri Terkuak: Namanya Dicatut Sebagai 'Direktur'
Setelah memberanikan diri mendatangi kantor pajak, kebenaran yang mengerikan akhirnya terungkap.
Tag
Berita Terkait
-
5 Fakta Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp 2,8 Miliar, Padahal Tinggal di Gang Sempit!
-
Tukang Jahit Rumahan di Pekalongan Syok "Ditagih" Pajak Rp2,8 Miliar
-
Tukang Jahit di Pekalongan Syok Ditagih Pajak Rp2,8 Miliar, Padahal Rumah Saja Tak Punya
-
Warga Pekalongan Pasang Bendera Merah Putih Sepanjang 300 Meter
-
Tanpa Rumor Apapun, Thom Haye Justru Gabung Tim Asal Jawa Tengah
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Misteri Motor Trail di Tol Papanggo: 2 Bocah Ditemukan Linglung, Polisi Ungkap Kronologi Janggal
-
Bukan Hanya Satu, Ada 7 Bom di SMAN 72! Ini Detail Penemuan Densus 88
-
Gelar Pahlawan untuk Marsinah: Perjuangan Buruh Dibayar Nyawa dan Tak Pernah Terungkap Pelakunya
-
JATAM Sebut Ada Kolusi Korporasi dan Birokrasi Lokal di Balik Konflik Tambang Halmahera
-
Gebrakan Hijau Polda Riau: Tanam 21.000 Pohon, Cetak 311 Ketua OSIS Jadi Pelopor Lingkungan
-
Dari Senapan Mainan Sampai Ancaman Blokir: Benarkah PUBG Biang Keladi di Balik Tragedi SMAN 72?
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Waka Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
-
Profil Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan oleh Presiden Prabowo
-
Peluk Hangat Anak-anak Soeharto di Istana Usai Terima Gelar Pahlawan Nasional, Titiek Tersenyum
-
Akhir Drama Penculikan Bilqis: Selamat Tanpa Luka, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan