Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan bintang sakti terhadap dua orang mantan prajurit TNI dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Landasan Suparlan, Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) TNI AD, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/08/2025).
Dua purnawirawan yang mendapat anugerah bintang sakti adalah Letjen TNI (Purn) Muhammad Alfan Baharudin dan Letda (Purn) Darius Bayani.
Bintang Sakti diberikan sebagai penghargaan kepada prajurit yang menunjukkan keberanian, keperwiraan, dan jasa luar biasa dalam pertempuran atau operasi militer strategis baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Bayani mendapat Bintang Sakti atas jasa-jasanya saat berdinas di TNI khususnya ketika ikut dalam Operasi Mapenduma di Papua tahun 1996.
Operasi Mapenduma adalah operasi militer pembebasan 11 WNA-WNI peneliti dari Tim Ekspedisi Lorentz '95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka di Mapenduma, Jayawijaya, Papua.
Operasi dipimpin Prabowo Subianto yang kala itu Komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Brigjen. Operasi berlangsung 130 hari dari 8 Januari hingga 9 Mei 1996.
Kisah Heroik Bayani
Mengenai peran Letda Darius Bayani di Operasi Mapenduma ini pernah diceritakan Prabowo dalam bukunya yang berjudul "Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto".
"Serka Bayani adalah putra daerah Papua. Dia terkenal di Kopassus. Orangnya tenang, berani, memiliki kemampuan luar biasa dalam menembak, dan memiliki kemampuan membaca jejak. Dalam operasi di Papua beliau biasanya tidak menggunakan sepatu. Hanya memakai celana pendek," tulis Prabowo menggambarkan sosok Bayani.
Baca Juga: Janji Perang Prabowo Disambut Skakmat Cerdas Susi Pudjiastuti: Berani Sebut Namanya?
Menurut Prabowo, Bayani bisa menginfiltrasi ke camp musuh. Karena musuh mengira Bayani bagian dari mereka, membuatnya berhasil menewaskan beberapa musuh dan merebut tiga sampai empat pucuk senjata dalam sekali operasi. Secara keseluruhan, beliau berhasil merebut lebih dari 100 pucuk senjata dari tangan musuh.
Saat Operasi Mapenduma, Bayani adalah pemimpin Tim Kasuari, tim inti pembaca jejak yang terdiri dari pasukan Kopassus dan pasukan Kodam Cenderawasih. Tim ini semuanya putra daerah. Tugas mereka adalah masuk ke daerah yang paling sulit.
Saat operasi akan dimulai, Prabowo mendapat informasi dari peninjau asal Inggris bahwa mereka telah berhasil menyelundupkan satu alat -beacon- pada saat mereka menitip obat-obatan,makanan, pakaian melalui Palang Merah Internasional kepada para sandera.
Beacon ini bisa memberi sinyal dan menentukan exact location. Mereka menggunakan helikopter untuk mencari sinyal -beacon- tersebut. Setelah sinyal tersebut tertangkap dari atas helikopter, mereka menentukan exact location sasaran.
"Setelah kami cek, titik sasaran berada di suatu gunung yang tinggi dan bisa kelihatan dari posko saya. Namun, keberadaan titik tersebut di luar enam sasaran yang diberikan oleh Tim Intelijen saya," ujar Prabowo.
Dihadapkan pada dua pilihan yang berbeda, membuat Prabowo menggunakan instingnya untuk bertanya pada orang yang berpengalaman dan menguasai wilayah tersebut.
Berita Terkait
-
Janji Perang Prabowo Disambut Skakmat Cerdas Susi Pudjiastuti: Berani Sebut Namanya?
-
Saleh Husin Ikut Retret Kadin di Akmil Magelang Sambil Nostalgia 41 Tahun Lalu
-
Jenderal Tandyo Budi Revita: Perjalanan Tiga Dekade Menuju Puncak Pimpinan TNI
-
Profil 5 Purnawirawan Diberi Pangkat Jenderal Kehormatan Oleh Prabowo, Ada Sosok Penghenti Film PKI
-
Prabowo Tak Rela Rakyat Dimiskinkan, Netizen Ungkit Polemik Lapangan Kerja dan Pajak
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
Terkini
-
Trauma Ledakan SMAN 72 Jakarta: Siswa Dapat Konseling dan Belajar Daring, Ini Kata Pemprov DKI!
-
Jenderal Soedirman Lebih dari Sekadar Panglima, Ini Teladan yang Generasi Muda Harus Tahu!
-
Foto Soeharto, Gus Dur, dan Marsinah Berjejer di Istana Jelang Penganugerahan Pahlawan Nasional
-
Termasuk Soeharto, Prabowo Anugerahkan Pahlawan Nasional ke 10 Tokoh, Ini Daftarnya
-
KPAI: Mental Gen ZAlpha Kian Rentan, Risiko Balas Dendam Korban Bullying Meningkat
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 November 2025: Waspada Hujan & Petir di Sejumlah Kota
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan