Namun di tengah ketegangan tersebut, Partai Demokrat mengambil jalur berbeda.
“Setelah urusan Pilpres selesai, Demokrat tidak masuk ke blok Prabowo, juga tidak ke kubu Jokowi. Mereka menegaskan diri sebagai partai penyeimbang,” ujarnya.
Menurut Adi, definisi partai penyeimbang ala Demokrat kala itu mencakup empat sikap politik utama.
Pertama, seluruh kepala daerah dari Demokrat diminta tegak lurus mendukung dan bersinergi dengan pemerintah pusat.
Kedua, Demokrat menjaga jarak dari polarisasi politik yang ekstrem di Senayan.
"Dan yang ketiga, penjelasan partai penyimbang Partai Demokrat itu akan mendukung penuh setiap keputusan-keputusan politik strategis yang dikeluarkan oleh Jokowi dan Yusuf Kalla. Tapi yang keempat, bersedia mengkritik jika ada kebijakan Jokowi dan Pak JK yang dinilai kontroversial dan tidak pro dengan rakyat," tuturnya.
Ia melihat pola ini kini direplikasi oleh PDIP setelah kalah dalam Pilpres 2024.
Meski secara formal berada di luar pemerintahan, PDIP tetap memberikan dukungan pada berbagai kebijakan utama Presiden Prabowo Subianto, seperti program makan bergizi gratis, revisi UU TNI, hingga kenaikan PPN.
“Agak mirip sebenarnya pilihan politik penyeimbang ala PDIP hari ini,” kata Adi.
Baca Juga: Puan Maharani Cuek PDIP 'Ditinggal' 3 Kader ke PSI, Begini Katanya
Sikap itu, menurutnya, menjadi bagian dari karakter politik moderat yang jamak ditemui dalam demokrasi di Indonesia, di mana batas antara oposisi dan koalisi kerap kabur.
“Di Indonesia itu, hari ini teman, besok bisa jadi lawan. Hari ini lawan, besok bisa jadi teman. Politik kita adalah politik wasathiyah, politik jalan tengah,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
Terkini
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN