Titik paling krusial dari insiden ini adalah saat Ustaz Felix Siauw menantang dasar hukum dari larangan tersebut. Ia tidak berdebat soal boleh atau tidaknya bendera itu, melainkan mempertanyakan landasan aturan yang digunakan petugas.
“Yang mau aku ajarin adalah, problematiknya cerita One Piece bukan bajak laut mas, tapi tentang orang sewanang-wenang, dan orang tidak suka. Tapi kalau memang ada aturannya (yang melarang), aturannya kasih tahu ke kita!” tegasnya.
Pertanyaan ini mengubah fokus perdebatan, dari sekadar simbol anime menjadi prinsip dasar negara hukum: setiap tindakan aparat harus didasarkan pada peraturan yang jelas dan tertulis, bukan interpretasi atau asumsi pribadi.
5. Mengungkap Celah Antara Pernyataan Politik dan Praktik Birokrasi
Secara keseluruhan, aksi ini berhasil mengungkap adanya potensi kesenjangan (gap) antara arahan politik di tingkat pusat dan praktik birokrasi di tingkat bawah. Insiden ini memunculkan pertanyaan penting:
- Apakah sosialisasi kebijakan dari pusat ke daerah sudah efektif?
- Apakah aparat di lapangan memiliki pemahaman yang seragam terhadap sebuah isu?
- Apakah ada standar operasional prosedur (SOP) lokal yang mungkin bertentangan dengan kebijakan nasional?
Terlepas dari pro-kontra yang menyertainya, sosial eksperimen ini secara tidak langsung telah memberikan evaluasi publik yang berharga mengenai konsistensi dan alur komunikasi dalam pemerintahan.
Tag
Berita Terkait
-
Miris! Ortu Asyik Nonton Sound Horeg, Anak Dibiarkan Tidur di Aspal Beralas Tikar
-
Ibu Ini Viral Ciptakan Kostum Garuda Level Dewa untuk Anaknya, Hasilnya Bikin Minder
-
Buka-bukaan Ustaz Felix Siauw Soal One Piece: Bukan Sekadar Hobi, tapi Pesan untuk Pemerintah
-
Di Balik Aksi Unik Ustaz Felix Siauw Kibarkan Bendera One Piece, Ternyata Ini Pesan yang Disampaikan
-
Sutradara Film Merah Putih One For All Ngarep Ajak Presiden Nonton Bareng
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!