Suara.com - Zhao Weiguo, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di industri teknologi China, harus menghadapi kenyataan pahit saat dijatuhi hukuman mati yang ditangguhkan oleh pemerintah China.
Mantan Komisaris Tsinghua Unigroup ini terbukti bersalah dalam kasus korupsi yang tidak hanya menghancurkan kariernya, tetapi juga menyebabkan kebangkrutan perusahaan yang pernah ia pimpin.
Lahir pada tahun 1967 di Xinjiang, China, Zhao Weiguo tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari pusat kekuasaan dan teknologi.
Namun, kecerdasannya berhasil membawanya ke salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di negara itu, Universitas Tsinghua.
Di sinilah ia menimba ilmu dan berhasil meraih gelar sarjana dan magister di bidang teknik elektro. Pendidikan inilah yang menjadi fondasi bagi perjalanan kariernya yang meroket di kemudian hari.
Perjalanan profesional Zhao dimulai tak lama setelah ia menyelesaikan pendidikannya. Ia sempat bekerja di Tsinghua Holdings sebelum akhirnya mendirikan perusahaan sendiri.
Pada tahun 2004, ia mendirikan Jiankun Group, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada sektor properti, gas alam, dan teknologi informasi.
Kejelian bisnisnya membuat Jiankun Group tumbuh pesat dan berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan yang signifikan.
Langkah besar Zhao Weiguo terjadi pada 2009 ketika Jiankun Group menjadi salah satu pemegang saham utama di Tsinghua Unigroup dengan kepemilikan saham mencapai 49 persen.
Baca Juga: Sistem Layanan on Demand GoTo Kini Ditampung di Pusat Data Milik Perusahaan China
Sejak saat itu, ia memegang kendali penuh sebagai Chairman dan Presiden Tsinghua Unigroup.
Di bawah kepemimpinannya, Tsinghua Unigroup bertransformasi menjadi raksasa semikonduktor China yang diperhitungkan di kancah global.
Dengan strategi ambisius "dari chip ke awan", Zhao melakukan serangkaian akuisisi besar-besaran terhadap perusahaan teknologi berpengaruh, termasuk Spreadtrum, RDA Microelectronics, dan H3C Group.
Perusahaan bahkan berani membeli saham Western Digital, salah satu pemain utama dalam industri penyimpanan data digital dunia.
Langkah-langkah strategis ini tidak hanya memperkuat posisi Tsinghua Unigroup, tetapi juga sejalan dengan ambisi China untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor.
Namun, di balik citra kesuksesan dan visinya yang cemerlang, tersembunyi praktik-praktik yang akhirnya menjatuhkannya.
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut