Suara.com - Insiden bule berselisih dengan penjual es krim di Lombok menjadi sorotan publik usai rekaman videonya viral di media sosial.
Kejadian ini berlangsung saat acara nyongkolan di sebuah perkampungan, dan berawal dari perbedaan harga yang mencapai Rp 700 ribu.
Awalnya, sang bule berniat memborong es krim untuk dibagikan kepada warga yang hadir dalam acara tersebut.
Ia memperkirakan total pembelian hanya sekitar Rp 300 ribu. Namun, penjual menyebut harga yang harus dibayar mencapai Rp 1 juta. Selisih harga yang besar ini membuat suasana memanas.
Menurut keterangan sang bule, jumlah es krim yang ia beli tidak lebih dari 60 potong. Dengan harga Rp 5.000 per potong, totalnya hanya sekitar Rp300 ribuan.
Karena tidak ada titik temu, keduanya akhirnya sepakat menyelesaikan perselisihan di kantor polisi. Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai hasil mediasi.
Peristiwa viral bule ribut di Lombok ini memicu diskusi di media sosial mengenai pentingnya keterbukaan harga dan etika dalam transaksi jual beli, apalagi saat melibatkan wisatawan asing yang sedang berkunjung.
Berikut 5 fakta viralnya.
1. Terjadi saat acara nyongkolan
Nyongkolan adalah tradisi pernikahan khas Lombok yang melibatkan arak-arakan dan keramaian. Saat itu, sang bule ikut berbaur dan berniat membagikan es krim kepada warga.
2. Perbedaan harga mencapai Rp700 ribu
Dari perkiraan Rp300 ribu, harga yang disebut penjual melonjak hingga Rp1 juta. Selisih ini yang memicu adu argumen di depan warga.
3. Jumlah es krim diperdebatkan
Bule mengaku hanya membeli sekitar 60 potong, sementara penjual menyebut jumlahnya lebih banyak. Tidak ada catatan tertulis yang memvalidasi transaksi ini.
4. Kasus dibawa ke kantor polisi
Kedua pihak memilih jalur mediasi di kantor polisi untuk mencari penyelesaian. Namun hasilnya belum diumumkan ke publik.
Berita Terkait
-
Bikin Laporan ke Bareskrim, Bule Rusia Polisikan Dua Akun Medsos Diduga Penyebar Fitnah
-
Potensi Wisata Lombok: Dari Keindahan Pantai Mandalika hingga Kekayaan Budaya Suku Sasak
-
Heboh 'Sister Hong' Versi Lombok, MUA Pria Nyamar Jadi Wanita Berhijab Demi Kelabui Klien
-
Lombok Kini Bersinar Jadi Calon Bintang Wisata Pantai Utama Indonesia
-
STY Kerap Digoreng Isu Bahasa, Penjelasan Eks Ketua Umum PSSI Berikan Tamparan Menohok!
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting
-
Lindungi Ojol, Youtuber hingga Freelancer, Legislator PKB Ini Usul Pembentukan RUU Pekerja GIG
-
Eks Danjen Kopassus Soenarko Santai Hadapi Wacana Abolisi: Kasus Makar Saya Cuma Rekayasa dan Fitnah
-
Pemerintah Bakal Kirim 500 Ribu TKI ke Luar Negeri Tahun Depan, Ini Syarat dan Sumber Rekrutmennya
-
5 Fakta Panas Kasus Ijazah Palsu Wagub Babel: Kampus Ditutup, Diperiksa 5 Jam Penuh
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR