Suara.com - Sebuah permintaan mengejutkan datang dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni yang memantik kontroversi di ruang publik.
Ahmad Sahroni menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan informasi terlebih dahulu kepada ketua umum partai politik sebelum melakukan penangkapan terhadap kadernya yang terjerat kasus korupsi.
"Kalaupun mau tangkap misalnya Bapak berkomunikasi dengan pimpinan partai," ujar Ahmad Sahroni membuka usulannya.
Lebih lanjut, legislator berusia 46 tahun ini bahkan memberikan jaminan bahwa pihak partai akan bersikap kooperatif.
Politisi dari Parati NasDem ini sesumbar partainya sendiri yang akan mengantarkan langsung kader yang tersangkut masalah hukum itu ke hadapan penyidik KPK.
"Kita anterin itu orang, Pak. Ke Bapak," ucap Sahroni dengan penuh keyakinan.
Bagi Sahroni, cara ini dianggap lebih "enak" dan elegan karena dapat menjaga hubungan baik antar lembaga negara, tanpa harus mengesampingkan proses penegakan hukum yang sedang berjalan.
"Jadi lebih enak. Hubungan kelembagaannya ada," imbuh Crazy Rich Tanjung Priok ini.
Usulan tersebut menjadi bumerang dan menuai kritik tajam dari masyarakat luas, terutama para pengguna media sosial yang menganggap ide itu tidak masuk akal.
Baca Juga: Panas Dengar Seruan Bubarkan DPR, Ahmad Sahroni Meledak: Itu Orang Tolol Sedunia!
Salah satu komentar pedas datang dari seorang warganet yang meragukan pemahaman sang legislator mengenai esensi Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan tindak pidana korupsi.
"Maaf bang Sahroni paham enggak ya arti OTT dan Korupsi? Kalau belum paham mending belajar lagi deh. Jadinya diketawain netizen. Logisnya bila mau OTT atau nangkep koruptor tapi sebelumnya konsul dengan pimpinan partainya, bisa disuruh kabur duluan dan main bawah tangan dong. Anak TK aja tau," tulis akun @peng***.
Kritik lain menyamakan mekanisme yang diusulkan Sahroni seperti melapor kepada pemimpin sebuah komplotan sebelum menangkap anggotanya, yang secara inheren akan memicu konflik kepentingan.
"Hah.. Lapor pada ketua komplotan? Ya jelas saling melindungi..," komentar pengguna akun @k4*****.
Sentimen ketidakpercayaan juga diekspresikan warganet lain, yang menganggap usulan itu sebagai lelucon yang mustahil diwujudkan.
"'Biar kita anterin ke bapak' Lebih percaya bumi itu datar," sahut warganet lainnya.
Berita Terkait
-
Panas Dengar Seruan Bubarkan DPR, Ahmad Sahroni Meledak: Itu Orang Tolol Sedunia!
-
Terbukti Jadi Tersangka KPK, Immanuel Ebenezer Dipecat Prabowo dari Wamenaker
-
Juluki Irvian Bobby 'Sultan' Kemenaker, Modus Noel Ebenezer Palak Rp3 Miliar buat Renovasi Rumah!
-
Diserang Isu Korupsi BJB, Ridwan Kamil 'Skakmat' Lisa Mariana Pakai Hasil Tes DNA
-
Irvian Bobby Mahendro Potret Pejabat Pembohong, Ngaku Punya 1 Mobil tapi Faktanya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional