Suara.com - Sebuah curhatan pilu dari seorang dokter subspesialis jantung anak ternama sekaligus Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengguncang dunia maya dan memicu amarah publik.
Setelah mengabdi selama 28 tahun, dr. Piprim Basarah dengan berat hati mengumumkan bahwa ia tidak bisa lagi melayani pasien pengguna BPJS Kesehatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
"Untuk ayah bunda, orangtua pasien-pasien saya di RSCM. Dengan berat hati, saya mengumumkan mulai hari ini saya tidak bisa lagi melayani putra-putri bapak ibu sekalian yang sakit jantung di RSCM," ujar dr. Piprim dalam sebuah video pernyataan yang viral di media sosialnya dilansir dari akun X @GoodRecom, Minggu 24 Agustus 2025.
Hal itu terjadi, karena akun BPJS miliknya dibekukan setelah menolak surat keputusan (SK) mutasi mendadak ke RS Fatmawati dari Kementerian Kesehatan RI.
"Jadi, pasien-pasien BPJS itu sudah ditutup akun saya. Saya sudah tidak bisa lagi melayani pasien BPJS," katanya.
Karena itu, dr. Piprim mengatakan pasiennya hanya bisa berkonsultasi dan diperiksa olehnya dengan biaya mandiri yang mencapai jutaan rupiah sekali periksa.
"Namun atas arahan direksi, saya diharapkan bisa melayani pasien di RSCM Kencana, di poli swastanya. Artinya, bapak ibu yang ingin putra-putrinya dilayani oleh saya harus membayar sekitar Rp 4 juta termasuk pemeriksaan echo di RSCM Kencana," jelas dr. Piprim Basarah.
Dokter subspesialis jantung anak ini pun memahami kondisi pasiennya yang mayoritas peserta BPJS, kini kehilangan akses untuk berobat kepadanya melalui skema jaminan kesehatan nasional.
"Saya memahami ini tentu berat bagi bapak ibu sekalian. Tapi, apa boleh buat ini yang terjadi," lanjutnya dengan nada prihatin.
Baca Juga: Perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dituding Pengalihan Isu Demo DPR, Dejavu Tahun Lalu!
Konflik ini bermula ketika dr. Piprim menolak SK mutasi dari Kemenkes yang dianggapnya tidak prosedural dan melanggar asas meritokrasi bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Sudah 28 tahun saya melayani pasien-pasien saya di RSCM, sebagian besarnya pasien BPJS. Namun karena kemelut dengan Kementerian Kesehatan, saya menolak mutasi yang tidak prosedural, mutasi dadakan tanpa adanya lolos butuh dan tanpa pemberitahuan sebelumnya," ujar dr. Piprim.
Menurutnya, mutasi tersebut dilakukan secara dadakan tanpa pemberitahuan dan proses lolos butuh yang semestinya.
"Tiba-tiba saya dipaksa dimutasi ke Fatmawati, saya menolak dengan tegas yang cara-cara yang melanggar azas meritokrasi terhadap seorang ASN. Akibatnya, akun saya dibekukan untuk melayani pasien BPJS," tegasnya.
Sontak, pengumuman ini memicu gelombang kemarahan dari netizen yang mengecam Kementerian Kesehatan dan manajemen RSCM.
Publik menyayangkan kebijakan tersebut karena yang menjadi korban utama adalah anak-anak penderita penyakit jantung yang membutuhkan penanganan subspesialis jantung anak.
Tag
Berita Terkait
-
Kemenkes Tuai Kritikan Keras Usai Praktik Ketua IDAI Untuk Pasien BPJS di RSCM Dicabut
-
Profil Piprim Basarah, Ketua IDAI yang Dilarang Layani Pasien BPJS di RSCM
-
Kata Kemenkes RI soal Ketua IDAI Tidak Bisa Layani Pasien BPJS Anak: Mutasi ke RSUP Fatmawati
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Imbas Kritis ke Kemenkes, Praktik Ketua IDAI Untuk Pasien BPJS di RSCM Dicabut
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Warga Depok Wajib Tahu! Disdukcapil Tutup Layanan Tatap Muka 10 Oktober, Ini Alternatifnya
-
Kepulauan Talud Sulut Berpotensi Tsunami usai Gempa Filipina 7,4 Magnitudo, BMKG: Waspada!
-
Menu MBG di SMPN 281 dan SMAN 62 Jaktim Dikeluhkan, Telur Mentah dan Sayur Beraroma Tidak Sedap
-
Bantu Gibran Bangun Papua, Prabowo Tunjuk Eks Jenderal hingga Eks Stafsus Jokowi
-
Waspada Tsunami di Kepulauan Talaud Hingga Supiori Imbas Gempa Filipina
-
Perwosi Gelar Lomba Senam Nasional Kreasi 2025, Peringati HUT ke-58
-
Ammar Zoni jadi Bandar di Penjara, DPR: Petugas Lapas Harus Dihukum Berat jika Terbukti Kongkalikong
-
Guru Besar UI Soal Pertemuan JokowiAbu Bakar Baasyir: Tak Masalah, Tapi Harus Dipantau BNPT
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?