Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dianugerahi tanda kehormatan tertinggi Bintang Mahaputera Adipurna oleh Presiden Prabowo Subianto. Di tengah momen ini, Gus Ipul justru mengungkap sebuah fenomena baru, yakni kesadaran masyarakat untuk menolak bantuan sosial (bansos) karena merasa sudah mampu.
Dia mengklaim, fenomena sadar diri ini adalah buah dari reformasi sistem perlindungan sosial yang selama ini digalakkan.
Usai menerima penghargaan di Istana Negara, Senin (25/8/2025), Gus Ipul mengatakan kini semakin banyak warga yang proaktif dalam urusan bansos.
"Saya melihat sudah mulai tumbuh kesadaran masyarakat. Ada warga yang secara sukarela menolak bantuan karena merasa sudah tidak layak," kata Gus Ipul.
"Bahkan ada yang aktif mengusulkan atau menyanggah data, baik untuk dirinya maupun orang lain. Ini luar biasa,” sambungnya.
Gus Ipul mendapat Penghargaan Bintang Mahaputera Adipurna karena dinilai berjasa besar dalam mereformasi sistem penyaluran bansos, terutama dalam hal pembaruan data untuk mencegah salah sasaran.
Penghargaan ini merupakan tingkatan tertinggi dari Bintang Mahaputera, yang diberikan kepada individu dengan darmabakti luar biasa kepada bangsa.
“Tentu ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melakukan hal-hal yang baik ke depan, terutama dalam bidang tugas kami di Kementerian Sosial,” tuturnya.
Gus Ipul membeberkan kunci utama di balik keberhasilan reformasi bansos dan munculnya fenomena warga tolak bantuan. Menurutnya, semua berawal dari instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk membenahi akar masalah, yaitu data.
Baca Juga: CEK FAKTA: Prabowo Akan Ambil Alih Seluruh Pabrik Asing di Indonesia?
“Sejak awal, Bapak Presiden menekankan pentingnya basis data yang akurat. Data ini menjadi pedoman utama... Jika datanya tepat, maka bantuan pun akan sampai ke sasaran yang benar,” jelas Gus Ipul.
Konsolidasi dan pembaruan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) secara berkala inilah yang menjadi fondasi utama untuk memastikan tidak ada lagi ASN, dokter, atau manajer yang "nyasar" menerima bansos untuk orang miskin.
"Konsolidasi data inilah yang menjadi fondasi utama untuk meningkatkan ketepatan program bantuan sosial,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap