Suara.com - Jakarta membara pada Senin (25/8/2025) malam. Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI yang berujung ricuh meluas hingga ke kawasan Slipi, di mana massa yang marah bertindak anarkis dengan membakar sebuah pos polisi.
Namun, di tengah suasana mencekam ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung justru memberikan klaim yang sangat kontras; Jakarta aman terkendali.
Klaim "santai" dari orang nomor satu di Jakarta ini sontak memicu tanda tanya besar, mengingat realitas di lapangan yang menunjukkan eskalasi kekerasan yang parah.
Meskipun hari sudah berganti malam, tensi antara massa aksi dan aparat sama sekali tidak mereda. Bentrokan justru semakin brutal dan menyebar ke berbagai titik, dengan puncaknya terjadi di perempatan Slipi.
Berdasarkan rekaman video yang diterima Suara.com, sebuah pos polisi di lokasi tersebut menjadi sasaran amuk massa yang sudah tidak terkendali. Tak hanya dirusak, massa yang beringas juga membakar tenda yang terpasang di pos polisi tersebut.
Upaya aparat untuk menenangkan situasi dengan tembakan gas air mata justru dibalas dengan perlawanan yang lebih nekat. Massa bahkan terekam menyerang mobil water cannon yang dikerahkan, menunjukkan perlawanan terbuka terhadap aparat keamanan.
Klaim Santai Pramono Anung: "Aman-aman Saja"
Di tengah pemandangan Jakarta yang membara, Gubernur Pramono Anung justru memberikan jawaban yang sangat mengejutkan. Saat ditanya mengenai kondisi ibu kota di Balai Kota, ia memberikan klaim yang sangat singkat dan terkesan meremehkan.
"(Kondisi Jakarta) aman-aman saja," ujar Pramono.
Baca Juga: Demo DPR Ricuh: Tembok Dihajar Tulisan 'Who Needs Gibran' hingga Sindiran Gaji Dewan 'IQ Jongkok'!
Pramono juga mengakui bahwa ia sebenarnya dijadwalkan untuk bertemu dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, pada sore harinya. Namun, pertemuan itu batal karena sang Kapolda harus sibuk menangani kericuhan.
"Beliau (Kapolda Asep) menangani DPR. Enggak ada alasan," ungkap Pramono.
Pengakuan batalnya pertemuan ini seolah menjadi ironi dari klaim "aman-aman saja" yang ia sampaikan. Jika situasi benar-benar aman, mengapa seorang Kapolda harus membatalkan agenda dengan Gubernur untuk turun langsung menangani demo?
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar
-
Wacana 'Reset Indonesia' Menggema, Optimisme Kalahkan Skenario Prabowo-Gibran Dua Periode
-
Ketar-ketir, Pedagang Kaget Dengar Harga Sewa Kios jadi Selangit usai Pasar Pramuka Direvitalisasi
-
Pemfitnah JK Masih Licin, Kejagung Ogah Gubris Desakan Roy Suryo Tetapkan Silfester DPO, Mengapa?
-
Perluas Inklusi Keuangan Daerah, Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Peran TPAKD
-
Pemerintah Miliki Program 3 Juta Rumah, Mendagri Ajak Perguruan Tinggi Ikut Berikan Dukungan
-
Ragunan Buka Malam: Pengunjung Hanya Bisa Lihat Harimau, Kuda Nil, dan Satwa Nokturnal Lainnya