- Warga Muntilan menolak bantuan beras 20 kg karena stok di rumahnya masih cukup.
- Sikap jujur warga sederhana ini kontras dengan fasilitas berlebih pejabat, termasuk tunjangan beras Rp12 juta DPR.
- Kisah ini menjadi refleksi moral tentang arti "cukup", kejujuran, dan kesadaran tidak mengambil berlebihan.
Suara.com - Kisah mengharukan datang dari proses Verifikasi Data Kemiskinan (VDK) di Kabupaten Magelang. Seorang warga di wilayah Muntilan menolak menerima bantuan beras 20 kilogram dari pemerintah dengan alasan sederhana namun menyentuh hati: persediaan beras di rumahnya masih cukup.
Petugas VDK yang mendatangi rumah warga tersebut mengaku trenyuh dengan sikapnya.
"Niku berase taseh katah," kata sang warga dalam bahasa Jawa, yang berarti beras di rumahnya masih banyak.
Penolakan itu disampaikan tanpa ragu, meski kondisi ekonominya sangat sederhana.
Dilansir dari foto Instagram Undercover.id, satu-satunya simpanan yang terlihat di rumah warga tersebut hanyalah s setengah karung beras yang masih tersisa dan kayu bakar di depan rumah untuk memasak.
Tidak ada harta lain yang tampak berlebih, tetapi rasa "cukup" itu yang membuatnya enggan menimbun bantuan.
"Kulo angsal bantuan beras 20 kg mboten tak pendet, wong sok mboten telas. Sek riyen nggih taseh," tutur sang warga kepada petugas VDK. Artinya, ia memilih tidak mengambil beras karena khawatir tidak habis dimakan, sementara stok sebelumnya masih ada.
Bagi sang warga, arti cukup sangatlah sederhana. Tidak mengambil sesuatu secara berlebihan, apalagi sampai menimbun bantuan.
Prinsip ini menjadi tamparan keras di tengah kebiasaan sebagian masyarakat yang justru berlomba-lomba menambah simpanan, bahkan ketika belum tentu dibutuhkan.
Baca Juga: Kabar Gembira! Wisata Borobudur Sunrise Kembali Dibuka
Di sisi lain, publik sempat menyoroti kabar bahwa anggota DPR RI mendapatkan tunjangan beras yang nilainya mencapai Rp12 juta per bulan.
Fakta ini menjadi kontras tajam dengan kisah warga Muntilan yang menolak bantuan karena masih memiliki persediaan di rumah.
"Yang tunjangan beras 12 juta ?udah cukup belum ya?" ujar warganet. "Warganya merasa cukup dg apa yg dimiliki,wakil rakyatnya merasa kurang padahal yang mereka miliki lebih dari cukup," sindir yang lainnya.
Perbandingan ini semakin menegaskan jurang antara kehidupan rakyat kecil yang berpegang teguh pada prinsip "cukup", dengan fasilitas yang diterima para pejabat negara.
Meski hidup sederhana, warga Muntilan tersebut mengajarkan arti kejujuran dan kesadaran untuk tidak mengambil sesuatu di luar kebutuhan.
Berharap Jangan Dicoret dari Daftar Penerima Bantuan
Berita Terkait
-
5 Fakta Viral Anak SMP Bawa Pedang Samurai di Jembatan Ngembik Magelang, Polisi Turun Tangan!
-
Anak Ibnu Jamil Lolos Akmil, Berapa Biaya Kuliah di Akademi Militer Magelang?
-
7 Tempat Wisata Magelang seperti di Luar Negeri: Instagramable! Segini Harga Tiket
-
Kabar Gembira! Wisata Borobudur Sunrise Kembali Dibuka
-
Lika-Liku Perjalanan Seorang Penulis dalam Buku Bergumul dengan Gus Mul
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar
-
Wacana 'Reset Indonesia' Menggema, Optimisme Kalahkan Skenario Prabowo-Gibran Dua Periode
-
Ketar-ketir, Pedagang Kaget Dengar Harga Sewa Kios jadi Selangit usai Pasar Pramuka Direvitalisasi
-
Pemfitnah JK Masih Licin, Kejagung Ogah Gubris Desakan Roy Suryo Tetapkan Silfester DPO, Mengapa?
-
Perluas Inklusi Keuangan Daerah, Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Peran TPAKD
-
Pemerintah Miliki Program 3 Juta Rumah, Mendagri Ajak Perguruan Tinggi Ikut Berikan Dukungan
-
Ragunan Buka Malam: Pengunjung Hanya Bisa Lihat Harimau, Kuda Nil, dan Satwa Nokturnal Lainnya