Suara.com - Di saat fasilitas dan gaji pejabat di banyak negara, termasuk Indonesia, menjadi sorotan karena kemewahannya, sebuah potret yang kontras berbanding terbalik datang dari Swedia.
Menjadi anggota parlemen di sana bukanlah tiket menuju kehidupan glamor. Sebaliknya, mereka hidup dalam kesederhanaan yang mungkin akan membuat banyak orang terkejut.
Alih-alih menikmati gaji fantastis yang berlipat-lipat dari rakyatnya, anggota parlemen Swedia menerima gaji sekitar Rp98 juta per bulan.
Angka ini mungkin terdengar besar, namun menjadi sangat membumi ketika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) masyarakatnya yang sudah mencapai sekitar Rp66 juta.
Artinya, gaji seorang wakil rakyat di sana hanya 1,5 kali lipat dari gaji rata-rata warga yang mereka wakili.
Prinsip kesetaraan ini bukan sekadar angka, melainkan filosofi yang dipegang teguh. Per-Arne Hakansson, seorang anggota DPR dari Partai Sosial Demokrat, menjelaskan mengapa mereka menolak untuk diistimewakan.
“Kami ini tak berbeda dengan warga kebanyakan. Tugas utama kami adalah mewakili rakyat, jadi tak pantas rasanya jika kami diistimewakan atau mendapatkan banyak fasilitas atau gaji tinggi. Yang membuat kami istimewa adalah kesempatan untuk ikut menentukan kebijakan negara,” ujar Hakansson.
Salah satu "tamparan" paling keras dari gaya hidup mereka adalah soal fasilitas transportasi. Lupakan pemandangan deretan mobil dinas mewah yang parkir di gedung parlemen.
Di Swedia, parlemen secara keseluruhan hanya memiliki tiga unit mobil dinas Volvo S80, yang nilainya pun tergolong wajar sekitar Rp150 juta per unit.
Baca Juga: Daftar Artis dan Anggota DPR yang Kerap Bagikan Momen Naik KRL
Itu pun penggunaannya sangat dibatasi. Mobil dinas tersebut hanya boleh digunakan oleh Ketua, Wakil Ketua, dan Perdana Menteri untuk urusan kenegaraan yang sangat resmi.
Pejabat parlemen Rene Poedtke menegaskan aturan ketat ini. “Hanya untuk keperluan tugas negara. Kami bukan perusahaan taksi,” ujarnya.
Lantas, bagaimana anggota parlemen lainnya bepergian?
Sama seperti warga biasa: menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta. Pemandangan seorang anggota dewan berdesakan di dalam bus pada jam sibuk adalah hal yang lumrah di Swedia.
Level kesederhanaan ini menjadi semakin ekstrem di tingkat pemerintah daerah. Mayoritas anggota dewan kota di Swedia bahkan tidak menerima gaji sama sekali.
Posisi tersebut dianggap sebagai sebuah tugas sukarela yang dijalankan di luar pekerjaan utama mereka. Hanya mereka yang duduk di posisi pimpinan seperti komite eksekutif yang mendapatkan gaji.
Tag
Berita Terkait
-
Daftar Artis dan Anggota DPR yang Kerap Bagikan Momen Naik KRL
-
LSI Denny JA: Dasco Spesialis Pemadam Amarah Publik
-
Viral Kafe Ditagih Bayar Tagihan Royalti Lagu, Padahal DPR Sebut Sudah Bebaskan
-
Sindiran Pedas Boy Candra untuk DPR: Joget di Kamera, Lari dari Aspirasi
-
Ribuan Brimob hingga Marinir Jaga Ketat DPR, Polda Metro Jelang Demo Buruh Besok: Jangan Anarkis!
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
DPRD DKI Dukung Pramono Tambah Rute LRT hingga PIK2: Perkuat Konektivitas di Utara Jakarta
-
Pemangkasan TKD Diprotes Gubernur, Sultan Sebut Itu Bentuk Kepedulian dan Tanggung Jawab Politik
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang