Cara kerjanya dapat diilustrasikan sebagai berikut:
- Pemicu Isu: Seseorang atau sekelompok orang secara sengaja melempar sebuah isu yang kontroversial atau memancing perdebatan. Contohnya, sebuah gagasan ekstrem seperti “hapus jurusan filsafat di kampus.”
- Menciptakan Loop Interaksi: Isu pemicu ini akan direspons oleh algoritma dengan menyajikannya ke berbagai audiens. Respons yang muncul akan beragam, yakni ada yang mendukung, menolak keras, membantah dengan data, hingga menjadikannya parodi.
- Algoritma Bekerja: Keragaman reaksi ini menciptakan siklus interaksi atau loop yang tak berujung. Algoritma membaca ini sebagai sinyal bahwa topik tersebut memiliki tingkat atensi yang tinggi, sehingga akan terus menyebarkannya ke audiens yang lebih luas.
- Pergeseran Dominasi Topik: Jika strategi ini dilakukan secara masif dan serentak oleh banyak pihak, topik yang awalnya sepi dan tidak dianggap penting bisa mendominasi percakapan digital, alias "memaksa" algoritma untuk berbelok.
Ferry mengklaim uji coba awal teorinya ini telah menunjukkan hasil yang signifikan. Pada periode Juni–Juli 2025, percakapan mengenai filsafat di media sosial melonjak hingga 650%.
Tidak hanya itu, dampaknya terasa hingga ke dunia nyata, di mana penjualan buku-buku filsafat dan produk terkait ikut meningkat tajam.
Ferry Irwandi menegaskan bahwa Friction Shuffling Theory bukan sekadar trik untuk menjadi viral. Lebih dari itu, ia melihatnya sebagai model baru komunikasi massa yang memungkinkan publik untuk mengambil alih kendali atas narasi yang beredar.
Itu adalah sebuah pengingat bahwa algoritma bukanlah entitas pasif, melainkan sebuah arena pertarungan ide yang bisa, dan mungkin bisa, dimanipulasi untuk kepentingan yang lebih luas.
Baca Juga: Ferry Irwandi S2 di Mana? Rekam Jejak Akademiknya Mentereng
Teori yang masih dalam tahap pengujian beta ini berpotensi mengubah lanskap komunikasi digital secara global.
Ferry Irwandi ingin membuka mata publik bahwa di era digital ini, siapa pun yang memahami cara kerja "gesekan" informasi memiliki kekuatan untuk mengubah percakapan, dan bahkan, perilaku masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Koalisi Sipil Desak Komnas HAM Bentuk TGPF Independen, Soroti Dugaan Keterlibatan Militer
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Gerhana Bulan di Indonesia 7-8 September, Kemenag Serukan Salat Khusuf: Ini Niat dan Tata Caranya
-
Skandal Korupsi Haji, KPK Bongkar Proses Pencairan Dana Jemaah 2024
-
Aktor Preman Pensiun 'Encuy' Ditemukan Meninggal Dunia, Polisi Selidiki Dugaan Bunuh Diri
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Fathian: Lawan Monster Ungu Hanya Bisa dengan Bersatu
-
Geger Isu Prabowo Diisolasi Saat Demo Memanas, Nama Teddy Terseret dalam Pusaran Curiga Netizen
-
Belasan Pemuda Hendak Lempar Batu ke Gedung DPRD Blora, Sambo yang Pertama Ketangkap
-
Viral Pengusaha Dubai Ajak "Crazy Rich" Ahmad Sahroni Pindah: Sindiran Pedas untuk Indonesia?
-
Menhut Raja Juli Klaim Tak Kenal Azis Wellang, Greenpeace: Tidak Cukup untuk Menutup Persoalan Ini