- Ferry Irwandi, kreator konten sekaligus pengamat sosial, memperingatkan Indonesia sedang menghadapi “bom waktu bonus demografi”.
- Gelombang protes rakyat dengan tuntutan “17+8” mencerminkan kegagalan negara memanfaatkan potensi usia produktif.
- Ferry menegaskan, kegagalan mengelola bonus demografi akan memicu ledakan pengangguran intelektual
Suara.com - Di tengah riuh rendah suara tuntutan reformasi yang menggema di seluruh negeri, kreator konten dan pengamat sosial Ferry Irwandi melempar sebuah "bom waktu" intelektual yang jauh lebih mengkhawatirkan.
Melalui sebuah pernyataan tajam, ia menyalakan alarm tanda bahaya tentang masa depan Indonesia. "Jangan sampai negara kita gagal memanfaatkan bonus demografi!" serunya.
Peringatan ini bukan sekadar kalimat biasa.
Ini adalah sebuah gugatan fundamental yang menunjuk langsung pada akar masalah dari seluruh krisis yang terjadi saat ini: kegagalan negara dalam menyiapkan masa depan bagi generasi emasnya.
Apa Itu "Bom Waktu" Bonus Demografi?
Bagi yang belum paham, bonus demografi adalah sebuah "jendela emas" langka dalam sejarah sebuah bangsa.
Ini adalah periode di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar daripada jumlah penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia).
Secara teori, ini adalah momentum sempurna bagi sebuah negara untuk melesat maju.
Namun, Ferry Irwandi mengingatkan, bonus ini adalah pedang bermata dua.
Jika negara gagal menyediakan pendidikan berkualitas dan lapangan kerja yang layak bagi jutaan anak mudanya, bonus ini akan berubah menjadi bencana demografi.
Protes di Jalanan Adalah Gejalanya
Peringatan Ferry Irwandi menjadi sangat relevan jika kita melihat apa yang terjadi di jalanan.
Tuntutan-tuntutan rakyat dalam manifesto "17+8" adalah potret nyata dari kegagalan negara dalam memanfaatkan bonus demografinya.
Tuntutan upah layak adalah cerminan dari jutaan anak muda produktif yang kesulitan mendapat pekerjaan yang menyejahterakan.
Tuntutan reformasi DPR & pemberantasan korupsi adalah bukti bahwa energi generasi muda terkuras habis oleh sistem yang bobrok, bukannya untuk inovasi.
Tag
Berita Terkait
-
Diam-diam Ferry Irwandi Punya Kelainan Jantung, RIsiko Terburuk Meninggal Mendadak
-
Adu Pendidikan dan Skor IQ Ferry Irwandi vs Ahmad Sahroni, Siapa Unggul?
-
Riwayat Pendidikan dan Karier Ferry Irwandi yang Vokal Suarakan Tuntutan Rakyat ke Pemerintah
-
5 Terpopuler Oto: Tunggangan Nyentrik Ferry Irwandi, Mobil Matic di Bawah Rp100 Juta
-
Teori Baru Ferry Irwandi di Medsos, Manipulasi Algoritma Dalang di Balik Demo 25 Agustus
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
Terkini
-
Heboh, Kalimat 'Semoga Prabowo Cepat Meninggal' Terdengar di Siaran TV Korea
-
Rangkul Tokoh Publik, Puan Maharani Minta Maaf! DPR Janji Transformasi Usai Gelombang Protes
-
Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
-
Bakar Ban saat Demo Berujung Petaka, Mahasiswa PMII Terbakar Selepas Massa Bakar Ban
-
Daftar Sanksi Ini Dijatuhkan kepada Bripka Rohmat, Sopir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan
-
Aksi Kamisan Mengenang 21 Tahun Kepergian Munir, Tuntutan Keadilan Tak Pernah Padam
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis