- Istri eks PM Nepal Jhalanath Khanal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas akibat terbakar hidup-hidup.
- Insiden ini terjadi pada 9 September 2025, di tengah demo gen Z.
- Rajyalaxmi Chitrakar dikenal sebagai akademisi yang berdedikasi.
Suara.com - Nepal tengah diguncang kerusuhan politik sejak awal September 2025. Di tengah kerusuhan, tragedi mengerikan menimpa keluarga mantan Perdana Menteri Jhalanath Khanal.
Istri eks PM Nepal Jhalanath Khanal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas akibat terbakar hidup-hidup. Ia mengalami luka bakar parah setelah rumah mereka di Kathmandu dibakar oleh massa.
Insiden ini terjadi pada 9 September 2025, di tengah gelombang protes besar-besaran yang dipimpin oleh generasi muda, atau Gen Z, yang menuntut perubahan radikal di negara Himalaya tersebut.
Kematian Rajyalaxmi bukan hanya kehilangan pribadi bagi keluarganya, tetapi juga simbol dari kekerasan yang melanda politik Nepal saat ini.
Lantas, seperti apa profil Rajyalaxmi Chitrakar, perempuan yang berada di balik kesuksesan karier politik Jhalanath Khanal?
Profil Rajyalaxmi Chitrakar, Istri Eks PM Nepal Jhalanath Khanal
Rajyalaxmi Chitrakar lahir di Nepal. Meski demikian, detail tanggal dan tempat kelahirannya tidak banyak terekspos di media karena gaya hidupnya yang rendah hati.
Sebagai seorang akademisi, ia dikenal sebagai dosen yang berdedikasi. Ia kemungkinan berkecimpung di bidang pendidikan atau ilmu sosial, meskipun spesifikasinya tidak banyak didokumentasikan secara publik.
Kehidupan profesionalnya mencerminkan komitmennya terhadap pendidikan, di mana ia sering terlibat dalam pengajaran dan penelitian.
Baca Juga: Fenomena 'NepoKids' Bikin Murka Gen Z Nepal, Ini 5 Fakta Demo Brutal yang Paksa PM Mundur
Rajyalaxmi bekerja sebagai lecturer di salah satu institusi pendidikan di Nepal, di mana ia membentuk generasi muda dengan pengetahuan dan nilai-nilai etis.
Ia bukan figur publik yang mencolok. Sebaliknya, ia memilih untuk tetap di belakang layar, fokus pada keluarga dan karir akademiknya.
Gaya hidup sederhananya kontras dengan hiruk-pikuk dunia politik suaminya, menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan keluarga dan teman-temannya.
Pernikahan Rajyalaxmi dengan Jhalanath Khanal adalah cerita panjang tentang kemitraan yang kokoh.
Jhalanath Khanal, lahir pada 20 Mei 1950 di Sakhejung, Distrik Ilam, adalah seorang politisi veteran Nepal yang menjabat sebagai Perdana Menteri dari Februari hingga Agustus 2011.
Ia lahir dari keluarga Brahmin perbukitan dan memulai karir politiknya sejak muda, bergabung dengan Partai Komunis Nepal (CPN) dan naik menjadi pemimpin senior di CPN (Unified Socialist) sejak 2021.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama Nirbhik Khanal. Keluarga kecil ini menjalani kehidupan yang relatif tenang di Kathmandu, jauh dari sorotan media.
Rajyalaxmi dikenal sebagai pilar kekuatan bagi suaminya, memberikan dukungan moral selama masa-masa sulit karir politik Jhalanath.
Saat Jhalanath menjabat sebagai PM, Rajyalaxmi tetap menjadi istri yang setia, menghindari keterlibatan langsung dalam politik tetapi sering mendampingi suaminya di acara-acara keluarga dan sosial.
Menurut laporan media Nepal, ia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca, mengajar, dan merawat keluarga. Pada intinya menjaga keseimbangan di tengah tekanan politik yang intens.
Nirbhik, putra mereka, tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan diskusi politik dan akademik, meskipun Rajyalaxmi berusaha melindungi anaknya dari tekanan eksternal.
Profil Rajyalaxmi membuatnya jarang muncul di berita, tetapi ia dikenang oleh orang-orang terdekat sebagai wanita yang bijaksana dan penyayang.
Dalam wawancara langka, ia pernah disebut sebagai "penyeimbang" bagi Jhalanath, yang karirnya sering kali penuh kontroversi, termasuk keterlibatannya dalam perundingan damai pasca-perang sipil Nepal pada 2006.
Rajyalaxmi juga terlibat dalam kegiatan sosial secara tidak langsung, mendukung inisiatif pendidikan untuk perempuan di komunitasnya, meskipun tidak ada catatan resmi tentang peran filantropinya.
Tragedi yang menewaskan Rajyalaxmi terjadi di tengah krisis politik Nepal yang membara. Pada awal September 2025, Nepal dilanda demonstrasi massal yang dikenal sebagai "Gen Z Protests" atau demo Gen Z.
Generasi Z, yang lahir antara 1995 dan 2010, memimpin aksi ini sebagai respons terhadap korupsi pemerintah, ketidakadilan ekonomi, sensor media sosial, dan kurangnya peluang kerja bagi pemuda.
Protes dimulai setelah pemerintah memberlakukan larangan sementara pada platform seperti TikTok dan Instagram, yang dianggap sebagai upaya membungkam suara kritik.
Demonstran, mayoritas mahasiswa dan pemuda urban di Kathmandu, menargetkan gedung-gedung pemerintahan dan rumah pejabat tinggi, termasuk mantan pemimpin seperti Jhalanath Khanal, Ramsaran Mahat, dan Sher Bahadur Deuba.
Pada 9 September, massa marah membakar rumah Khanal di kawasan Dallu, Kathmandu. Rajyalaxmi, yang saat itu berada sendirian di rumah, terjebak di dalam dan mengalami luka bakar parah seluruh tubuh.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur, tetapi meninggal dunia selama perawatan intensif.
Insiden ini menjadi puncak kekerasan dalam protes yang telah menewaskan setidaknya 19-22 orang dan melukai ratusan lainnya. Polisi menggunakan kekuatan mematikan, sementara demonstran membalas dengan membakar gedung parlemen dan rumah pejabat.
Akibatnya, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengundurkan diri pada 10 September 2025, dan militer dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
Kematian Rajyalaxmi memicu kecaman internasional, dengan Human Rights Watch mengecam penggunaan kekerasan berlebih oleh aparat.
Keluarga Khanal menyatakan duka mendalam, dengan Jhalanath—yang saat itu berada di luar rumah—menyalahkan pemerintah atas kegagalan menjaga keamanan.
Kematian tragis Rajyalaxmi Chitrakar meninggalkan luka abadi bagi keluarga dan masyarakat Nepal. Sebagai seorang akademisi dan ibu yang penyayang, ia mewakili generasi perempuan Nepal yang sering kali menjadi korban tidak langsung dari gejolak politik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
Terkini
-
'Gak Usah Takut, Saya Udah Jago!' Gebrakan Kontroversial Menkeu Purbaya Jamin RI Aman dari Krisis
-
Lepasin Aja Lagi!: Ironi Penegak Hukum dan Jeritan Keadilan di Cikarang Utara yang Bikin Geram
-
Heboh Aksi Koboi Jalanan di ITC Permata Hijau, Pemotor Todong Pistol usai Cekcok dengan Sopir Ojol
-
6 Fakta Demo Nepal: Pemerintah Digulingkan, Rakyat Muak dengan 'Nepo Baby'
-
Baru Jadi Menteri, Ferry Juliantoro Dirujak Netizen Usai Ngaku Pernah Jadi Wakil Presiden
-
Warga Sumatera Utara Bisa Berobat Pakai KTP Mulai Oktober 2025
-
5 Fakta Banjir Bandang Denpasar, 2 Warga Meninggal Dunia
-
TNI Gagal Polisikan Influencer Ferry Irwandi, Benarkah Aksinya Ancam Pertahanan Siber Negara?
-
Apa Itu PPPK Paruh Waktu dan Berapa Lama Kontraknya?
-
Luhut Sebut Covid-19 Ungkap Kelemahan Sistem Kesehatan RI, Dukung Penggunaan AI Jadi Solusi