News / Nasional
Kamis, 11 September 2025 | 11:01 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa. [Suara.com/Novian]

Purbaya sebelumnya dalam konferensi pers pertamanya menyebut bahwa gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat hanyalah suara dari “sebagian kecil masyarakat yang merasa hidupnya terganggu dan belum tercukupi,”.

Hal ini menurut Hendri sangat kurang tepat.

Selain itu Hendri juga mengatakan bahwa Purbaya sempat menyebut rakyat Indonesia akan sibuk mencari kerja setelah ini karena lowongan pekerjaan semakin banyak.

Hendri menilai bahwa pernyataan tersebut memang bagian dari doa – doa baik, namun dirasa kurang tepat.

“Banyak yang nylekit itu, 17+8, dia kan ngomongnya ini sebagian kecil rakyat aja, “kalau dengan saya nanti orang akan sibuk cari kerja, karena kerjaan banyak kan, sudah membaik”.” Ujarnya.

“Itu memang doa – doa yang bagus, Cuma doa – doa yang bagus kalau penyampaiannya dirasa kurang tepat ya gimana,” tambahnya.

Meski demikian, Hendri menghargai penuh atas apa yang sudah dipilih oleh Presiden Prabowo.

Sehingga menurut Hendri hal ini menjadi tugas bagi Purbaya untuk membuktikan bahwa dirinya bisa memperbaiki kondisi keuangan negara.

“Tapi inikan sudah dipilih oleh Pak Prabowo ya. Jadi dia tinggal membuktikan aja bahwa memang dia bisa memperbaiki kondisi keuangan negeri ini,” tegasnya.

Baca Juga: Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Ini Rekam Jejak Rahayu Saraswati: Aktif Perjuangkan Hak Perempuan

Sebelumnya, Purbaya telah mengungkapkan permohonan maafnya dengan menyebut dirinya “Menteri kagetan” dan mengaku belum terbiasa dengan sorotan media.

Purbaya berjanji akan lebih berhati – hati dan meminta waktu untuk bekerja dengan baik.

Blunder tersebut menjadi sorotan pasalnya terjadi di tengah krisis kepercayaan publik terhadap elite politik.

Purbaya menyampaikan dua kali permintaan maaf sehari setelah resmi dilantik Presiden Prabowo, Selasa (9/9/25).

Kontributor : Kanita

Load More