News / Metropolitan
Jum'at, 12 September 2025 | 14:04 WIB
Anies Baswedan. [Hiskia/Suarajogja]

Suara.com - Sebuah unggahan di media sosial Facebook menghebohkan warganet setelah menampilkan tangkapan layar artikel dengan klaim Anies Baswedan siap gantikan Prabowo jadi Presiden jika terjadi keadaan darurat.

Unggahan itu juga menuliskan bahwa pernyataan tersebut disampaikan pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie dalam sebuah jumpa pers di kediaman Rizieq Shihab.

Berikut narasi yang beredar:

“Connie bakrie ungkap Anies Baswedan Siap Gantikan prabowo sebagai presiden, tegasnya di pertemuan yang berada di kediaman Rizieq Sihab, kutipan berita dari detiknews #presiden #prabowo #jokowi #gibran #fy #trending #viral #top #fypage.”

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Setelah dilakukan penelusuran, klaim Anies Baswedan siap gantikan Prabowo jadi Presiden tidak terbukti. Faktanya, tangkapan layar artikel yang beredar itu merupakan hasil suntingan dan tidak sesuai dengan berita asli.

Hoaks Anies Baswedan siap gantikan Prabowo jadi Presiden. [Dok. Istimewa]

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan tim CEK FAKTA Antara, artikel dengan judul yang disebutkan dalam unggahan tersebut sama sekali tidak pernah terbit.

Setelah menelusuri konten detikNews dengan nama penulis Inkana Putri pada Kamis, 4 September 2025 pukul 08.30 WIB. Hasilnya, artikel asli justru berjudul “Raih Kepercayaan Publik, Ini Peran Puspenkum Jaga Citra Kejaksaan.”

Dalam artikel itu tidak ditemukan kutipan dari Connie Bakrie yang menyatakan Anies Baswedan siap gantikan Prabowo jadi Presiden. Dengan kata lain, klaim yang beredar di Facebook itu adalah informasi palsu.

Kesimpulan Fakta

Fakta di atas memperjelas bahwa unggahan yang memuat narasi mengenai kesiapan Anies menggantikan Presiden Prabowo Subianto adalah tidak benar.

Tangkapan layar artikel tersebut terbukti hasil manipulasi, bukan publikasi resmi media arus utama.

Masyarakat diimbau lebih cermat sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi, terlebih menjelang dinamika politik nasional yang kian memanas. Hoaks politik semacam ini berpotensi menimbulkan kebingungan publik serta merusak citra tokoh yang namanya dicatut.

Load More