Suara.com - Beda pendidikan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dengan Rocky Gerung menjadi topik menarik usai keduanya beradu argumen secara sengit.
Di tengah pemaparannya mengenai tren pertumbuhan ekonomi dari era Presiden SBY hingga Jokowi, Purbaya mulai menyindir Rocky Gerung yang dikenal kerap mengkritik pemerintahan Jokowi. Ia mengklaim, intervensi dari Istana di masa lalu berhasil mendongkrak ekonomi.
Sebaliknya, ia menyebut perlambatan ekonomi pada 2024-2025 terjadi bukan karena faktor politik, melainkan karena pergerakan ekonomi yang sengaja "dibunuh".
"Bukan dari politik, tapi dari ekonomi yang dibunuh penyebab utamanya," tegasnya.
Puncaknya, Purbaya menutup sindirannya dengan sebuah tawa dan pesan langsung yang menusuk kepada sang ahli filsafat.
"Jadi Pak Rocky, sedikit belajar ekonomi lagi pak. Gue senang bisa ledek dia dari sini. Soalnya Pak Rocky, setiap saya lihat tuh pidato Anda itu menarik sekali, ahli filsafat. Mumpung bisa kritik, saya kritik di sini," ucapnya sambil tertawa.
Dari sini, publik mulai menyoroti bukan hanya isi debat mereka, tetapi juga perbedaan cara pandang yang tampak begitu kontras.
Salah satu faktor yang membentuk cara pandang seseorang terhadap sesuai adalah latar belakang pendidikan. Lantas, seperti apa perbedaan pendidikan Purbaya Yudhi Sadewa dan Rocky Gerung? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Baru Menjabat Purbaya Yudhi Sadewa Sudah Disorot Media Asing, Disebut Menkeu Gaya Koboi
Pendidikan Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 7 Juli 1964. Ia meniti jalur pendidikan yang cukup unik karena dimulai dari rumpun teknik, lalu beralih ke ekonomi.
Purbaya meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia.
Perjalanan akademiknya berlanjut ke luar negeri. Ia menempuh Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Dengan bekal tersebut, Purbaya menjadi salah satu ekonom Indonesia dengan latar belakang teknis dan teoretis yang kuat.
Hal inilah yang membuatnya dipercaya menduduki berbagai jabatan strategis, mulai dari Deputi di Kemenko Perekonomian hingga akhirnya ditunjuk sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2020.
Karier panjangnya di pemerintahan mencapai puncaknya ketika pada 8 September 2025 ia resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pendidikan Rocky Gerung
Rocky Gerung lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 20 Januari 1959. Ia dikenal sebagai seorang filsuf, akademisi, penulis, dan pengamat politik yang tajam dalam berpendapat. Latar belakang pendidikannya sepenuhnya berada di jalur filsafat.
Rocky awalnya masuk Universitas Indonesia (UI) pada 1979 melalui jurusan Hubungan Internasional. Namun, ia tidak menuntaskan studinya di sana.
Ia kemudian pindah ke Jurusan Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, dan lulus pada 1986 sebagai Sarjana Sastra. Uniknya, Rocky tidak pernah mengambil ijazahnya ataupun mengikuti wisuda.
Selama 15 tahun, Rocky mengajar di UI sebagai dosen tidak tetap, membawakan mata kuliah seperti Filsafat Politik, Teori Keadilan, dan Metode Penelitian Filsafat.
Ia juga mendirikan Setara Institute, aktif menulis di jurnal akademik, dan semakin dikenal publik setelah rutin tampil di acara televisi debat politik serta kanal YouTube pribadinya.
Beda Pendidikan, Beda Cara Pandang
Perbedaan utama pendidikan Menkeu Purbaya dan Rocky Gerung terletak pada bidang yang mereka tekuni. Purbaya berasal dari dunia eksakta dan ekonomi, yang identik dengan hitungan, analisis data, serta teori kebijakan.
Saat kuliah di Teknik Elektro ITB, ia terbiasa berpikir terstruktur dan sistematis. Lalu ketika melanjutkan studi ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat, kemampuannya makin tajam dalam membaca fenomena makroekonomi dengan kacamata global.
Berbeda dengan itu, Rocky memilih jalur humaniora, yaitu filsafat. Bidang ini lebih menekankan pada logika, etika, dan kebiasaan mengkritisi setiap asumsi di balik sebuah kebijakan atau peristiwa sosial.
Pendidikan filsafat inilah yang membentuk Rocky sebagai sosok yang selalu mencari makna di balik data yang dipaparkan ekonom seperti Purbaya.
Sebagai ekonom sekaligus pejabat publik, Purbaya cenderung menekankan solusi nyata, kebijakan fiskal, dan target pertumbuhan, misalnya ambisi 8 persen pertumbuhan ekonomi yang digagas Presiden Prabowo.
Sedangkan Rocky lebih melihat kebijakan dari sudut pandang keadilan dan filosofi politik. Ia tidak berhenti pada angka, tetapi mempertanyakan, apakah kebijakan tersebut benar-benar berpihak pada rakyat.
Inilah sebabnya kritik Rocky sering terdengar pedas, bahkan menohok, karena ia berangkat dari cara berpikir yang berbeda dengan pejabat seperti Purbaya.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Bakal Sisir Pajak Kakap, Cari Kebocoran
-
Suntik Dana Rp200 Triliun, Menkeu Purbaya ke Para Bos Bank BUMN: Suruh Mikir, Mereka Orang Pintar!
-
Baru Menjabat Purbaya Yudhi Sadewa Sudah Disorot Media Asing, Disebut Menkeu Gaya Koboi
-
Sosok Subhan Palal: Warga Biasa yang Gugat Wapres Gibran Rp125 T Demi Buktikan Keabsahan Ijazah
-
Purbaya Yudhi Sadewa dan Rp200 Triliun: Antara Kebijakan Berani dan Blunder
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya
-
Terungkap! 5 Fakta Baru Kasus Narkoba Onad: Pemasok Dibekuk, Statusnya Jadi Korban
-
Budi Arie Bantah Isu Projo Jauh dari Jokowi: Jangan di-Framing!
-
Budi Arie Hubungi Jokowi, Ungkap Rencana Ganti Logo Projo Lewat Sayembara