News / Nasional
Kamis, 18 September 2025 | 10:58 WIB
Menteri HAM Natalius Pigai. [Suara.com/Bagaskara]
Baca 10 detik
  • Andreas Hugo tegaskan negara wajib temukan dan kembalikan tiga aktivis hilang
  • Ia tak mempersoalkan istilah "hilang" atau "belum terlihat", yang penting ditemukan
  • KontraS duga ketiganya korban penghilangan paksa seperti kasus sebelumnya
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Wakil Ketua Komisi XIII Andreas Hugo enggan ambil pusing soal pernyataan Menteri HAM Natalius Pigai, yang mengganti kata hilang terhadap tiga pendemo Agustus lalu menjadi belum terlihat.

Hugo menekankan bahwa terpenting ketiga aktivis itu harus segera kembali ke keluarganya.

"Ya apapun istilahnya, yang penting temukan kembali dan kembalikan ke keluarganya. Menurut saya itu yang paling penting," kata Hugo kepada wartawan di Gedung DPR , Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Faktanya, lanjut Hugo, tiga aktivis tersebut hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Sehingga, hal tersebut harus menjadi tanggungjawab negara untuk mengembalikan mereka kepada keluarganya.

"Kita kembalikan orang ini, dan tugas negara adalah mengembalikan kepada keluarganya, mengembalikan kepada tempat di mana dia berasal. Itu yang paling penting. Dan menemukan itulah yang menjadi tugas dari negara," ujar politisi PDIP tersebut.

Sebelumnya, KontraS menerima laporan mengenai hilangnya tiga mahasiswa tersebut setelah aksi unjuk rasa yang berlangsung pada akhir Agustus lalu.

Bima Permana Putra dinyatakan hilang sejak 31 Agustus 2025 di sekitar Glodok, Jakarta Barat. Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syahputra Dewo hilang sejak 30 dan 31 Agustus 2025 di sekitar Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat.

KontraS menduga mereka menjadi korban penghilangan paksa berdasarkan pola penahanan incommunicado dan penyiksaan yang ditemukan pada 33 korban lain yang sempat dilaporkan hilang namun kemudian ditemukan.

Baca Juga: DPR Ungkap Seabrek PR Besar Menko Polkam Djamari Chaniago, Salah Satunya Masalah Demokrasi Cacat!

Load More