- Petani yang telah memenuhi persyaratan lengkap justru ditolak dengan dalih stok habis.
- Rajiv menyoroti maraknya praktik mempersulit petani dalam memperoleh pupuk subsidi.
- Rajiv menduga ada mafia atau memang petaninya yang tidak mengerti cara menebusnya.
Suara.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, melontarkan peringatan keras kepada para distributor dan kios pupuk bersubsidi untuk tidak mempermainkan petani.
Peringatan ini disampaikan dalam kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) yang diadakan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan tujuan meningkatkan pemahaman petani mengenai mekanisme distribusi pupuk bersubsidi.
Rajiv menyoroti maraknya praktik mempersulit petani dalam memperoleh pupuk subsidi.
Ia banyak menemukan kasus di mana petani yang telah memenuhi persyaratan lengkap justru ditolak dengan dalih stok habis, padahal ketersediaan pupuk melimpah.
"Mafia pupuk harus hati-hati. Ini saya enggak ngancem. Misalnya, saya cek di Kabupaten Bandung ternyata penyerapan pupuk subsidinya rendah sekitar 40-50%," kata Rajiv dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
"Ada apa ini? Mungkin ada mafianya atau memang petaninya yang tidak mengerti cara menebusnya?," katanya menambahkan.
Ia mengajak para petani untuk bersinergi agar dapat memperoleh pupuk subsidi sesuai harga yang ditetapkan.
Rajiv menegaskan, Komisi IV DPR tidak akan segan-segan menindak tegas pihak yang berani mempermainkan petani.
"Saya tidak peduli kamu punya back up siapa, saya tidak peduli kamu dulu dapat izin dari distributor, dari kios karena anggota dewannya siapa. Kalau ada yang memainkan para petani, saya pastikan izinnya akan saya cabut dan proses pidananya," ancam Rajiv.
Baca Juga: Aksi Tegas Mentan, Langsung Tutup Kios Pupuk Bermasalah di Lumajang
Bimtek yang bekerja sama dengan PT. Pupuk Indonesia ini merupakan upaya Rajiv untuk terus mendorong perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi.
Sebagai mitra kerja pemerintah di bidang pertanian, Rajiv menegaskan, tugas utamanya adalah memastikan setiap program pemerintah berjalan baik dan tepat sasaran, terutama yang menyangkut hajat hidup petani.
Selain itu, Rajiv juga menyoroti kebingungan petani dalam menebus pupuk subsidi akibat miskomunikasi informasi.
Banyak petani yang mengira cukup membawa KTP untuk menebus pupuk, padahal mereka harus terdaftar terlebih dahulu dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
"Masalah yang dirasakan petani di daerah lain, keluh kesah utama para petani hampir sama di mana-mana. Banyak selama ini miskomunikasi, mereka kira pakai KTP bisa menebus pupuk subsidi di kios tanpa terdaftar di e-RDKK. Meski pakai KTP itu bisa, tapi dia tetap harus terdaftar e-RDKK dulu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Cara Mudah Daftar Jadi Pelaku Usaha Distribusi Pupuk Indonesia Tahun 2026
-
Kemenkeu Ungkap Prabowo Tebas 145 Peraturan Sektor Pertanian, Dampaknya Bikin Ngeri!
-
Untuk Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Imbau Petani Optimalkan Penggunaan Pupuk Subsidi
-
Panji Winanteya Ruky Dorong Digitalisasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Lewat i-Pubers
-
Aksi Tegas Mentan, Langsung Tutup Kios Pupuk Bermasalah di Lumajang
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik