- AS menurunkan tarif mobil Jepang dari 27,5 persen menjadi 15 persen
- Produsen mobil bersiap menaikkan harga akibat perubahan tarif ini
- Korea Selatan masih negosiasi agar tarif mobilnya juga ikut diturunkan
Suara.com - Produsen mobil bakal siap menaikkan harga penjualannya.
Lantaran Presiden AS Donald Trump akan mulai menerapkan tarif yang lebih rendah sebesar 15 persen untuk mobil buatan Jepang.
Hal ini sejalan dengan kesepakatan perdagangan bilateral.
Dalam sebuah pemberitahuan yang diunggah di Federal Register, Administrasi Perdagangan Internasional di bawah Departemen Perdagangan mengatakan bahwa tarif yang lebih rendah akan mulai berlaku pada hari ini di Jepang.
Tentunya, tarif ini sudah berlaku setelah Trump menandatangani perintah eksekutif kesepakatan dari kedua negara.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Amerika Serikat telah sepakat untuk menurunkan tarif untuk mobil dan suku cadang Jepang menjadi 15 persen dari 27,5 persen saat ini.
Dengan tarif yang mencakup tarif 2,5 persen yang ada dan bea masuk sektor global sebesar 25 persen.
AS juga telah sepakat untuk menurunkan tarif otomotif Korea Selatan menjadi 15 persen sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan bilateral yang dicapai pada bulan Juli.
Namun, masih belum pasti kapan kesepakatan tersebut akan berlaku di tengah negosiasi mengenai hal-hal spesifiknya.
Baca Juga: Jam Tangan Ini Dijual Rp 7,6 Juta Buat Sindir Tarif Trump, Tertarik Beli?
Menteri Perdagangan Korea Yeo Han-koo menggarisbawahi upaya berkelanjutan Seoul untuk memastikan bahwa pengurangan tarif otomotif juga dapat diterapkan untuk mobil Korea "secepat mungkin".
"Karena kami sedang dalam proses negosiasi, kami akan tetap berkepala dingin," ujarnya dilansir Korea Herald, Selasa (16/9/2025).
Sementara itu, AS merupakan pasar ekspor otomotif utama bagi Korea Selatan.
Dari total ekspor mobil Korea Selatan tahun lalu, ekspor ke AS mencapai 34,7 miliar dolar AS atau 49,1 persen.
Hyundai Motor Group dan GM Korea masing-masing mengekspor sekitar 970.000 dan 410.000 unit ke AS tahun lalu.
Berita Terkait
-
5 Fakta Polemik 'Umi Cinta' di Bekasi: Dari Dugaan Tarif Surga Rp1 Juta Hingga Protes Warga
-
Kena Tarif Impor 50 Persen, India Boikot McDonald'S hingga Apple
-
Tarif Impor Amerika Serikat 19 Persen Buat Indonesia Dinilai Pilih Kasih
-
Akui Tak Pernah Tantang Warganya soal Demo, Bupati Pati Bertekad Bulat Tetap Naikkan Tarif Pajak
-
Hari Ini Berlaku, Mendag Mau Tetap Berjuang Agar RI Raih Tarif Trump 0 Persen
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina