-
Mahfud MD apresiasi reshuffle dan penunjukan Menko Polkam baru oleh Presiden Prabowo.
-
Ia menolak tawaran posisi tersebut demi menjaga standar etik, tetapi tetap siap membantu lewat tim reformasi Polri.
-
Mahfud menegaskan reformasi Polri harus berlanjut dan fokus pada perubahan kultur, bukan hanya aturan.
Suara.com - Mahfud MD buka suara soal reshuffle kabinet dan penunjukan Jenderal (Purn) Jamari Canyogo sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) yang baru. Sebagai sosok yang pernah mengemban jabatan tersebut di era Presiden Jokowi, Mahfud mengapresiasi langkah Presiden Prabowo merombak kabinet, sekaligus menegaskan pentingnya menjaga momentum reformasi Polri.
“Jempol pertama saya untuk Presiden Prabowo karena kerusuhan bisa dihentikan dalam waktu kurang dari 24 jam. Jempol kedua karena Presiden berani merombak kabinet, termasuk mengganti Menko Polkam, sesuatu yang sebelumnya dianggap sulit dilakukan,” ujar Mahfud dikutip dari kanal Youtube Mahfud MD Official, Selasa (23/9/2025).
Ia menyebut Jamari Canyogo sosok tepat untuk mengoordinasikan 14 kementerian dan lembaga di bawah Polkam. Menurutnya, latar belakang Jamari sebagai mantan perwira tinggi Polri akan memberi warna baru dalam mengawal kebijakan pemerintah di bidang hukum dan keamanan.
Mahfud juga mengonfirmasi dirinya sempat ditawari kembali posisi tersebut, namun memilih tidak menerima.
“Saya harus jaga standar etik. Posisi itu sebaiknya diisi orang yang sejak awal mendukung Presiden. Kalau saya menerima, bisa dibilang sombong, kalau menolak dibilang tidak tahu diri,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski tak lagi duduk di kursi pemerintahan, Mahfud menegaskan komitmennya untuk membantu negara melalui tim reformasi Polri yang tengah dibentuk. Ia optimistis perbaikan bisa dilakukan dalam waktu cepat, hanya satu hingga dua bulan, karena persoalan di tubuh Polri sudah jelas dan terpetakan.
Menurut Mahfud, problem utama bukan pada aturan atau struktur, melainkan pada kultur yang selama ini mengakar.
“Kalau kultur sudah benar, pengabdian akan kembali. Tidak ada lagi kesan pemerasan, backingan, atau promosi karena kedekatan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa reformasi Polri bukan semata urusan internal institusi, melainkan kepentingan publik. Kepercayaan masyarakat terhadap aparat hukum harus dipulihkan agar penegakan hukum bisa berjalan adil.
Baca Juga: Kapolri Bentuk Tim Khusus 52 Jenderal untuk Reformasi Polri, Bongkar Pasang Besar-besaran Dimulai?
“Kalau Polri kuat secara moral, negara akan jauh lebih kuat. Ini soal martabat dan rasa aman masyarakat,” tambahnya.
Mahfud berharap kerja sama antara pemerintah, DPR, dan masyarakat sipil bisa mendukung agenda reformasi ini. Ia menegaskan bahwa perubahan kultur tidak bisa dilakukan hanya dengan aturan, tetapi butuh teladan dari pimpinan hingga anggota di lapangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat